Jakarta – bedanews.com – Eddy Setiawan, pendengar Indonesia yang telah mendengarkan siaran Radio Taiwan Internasional (RTI) selama hampir 60 tahun, secara khusus menghadiri acara Temu Pendengar yang berlangsung di Jakarta, Minggu 4/6/2023).
Dalam wawancara khusus dengan RTI, Eddy menekankan bahwa, kualitas program RTI selalu bagus, menghibur, dan memberikan informasi kepada pendengarnya.
Dia juga dengan tulus menyampaikan harapannya, agar program-program RTI dapat memperkuat ikatan antara pekerja migran Indonesia (PMI) di Taiwan dengan keluarga mereka di Indonesia dan semoga RTI dapat terus bersuara bagi mereka.
Dalam Temu Pendengar itu, Eddy Setiawan juga berkesempatan mengobrol langsung dengan pembawa acara RTI Siaran Indonesia, Tony Thamsir.
Eddy mengungkapkan, dia selalu ingin mendapatkan pengetahuan baru melalui program radio luar negeri sejak muda. Setelah menemukan RTI Siaran Indonesia sekitar tahun 1965, dia menjadi pendengar setia dan biasa mendengarkannya pada pukul 13.00 saat istirahat kerjanya.
Bahkan, dia juga hafal jadwal siaran langsung dan siaran ulang setiap program hingga saat ini.
Dalam wawancara eksklusif dengan RTI, Eddy menyampaikan harapannya, terkait program RTI Siaran Indonesia bagi pekerja migran Indonesia di Taiwan. Dia berharap, program tersebut dapat menjadi jembatan komunikasi antara lebih dari 370.000 pekerja migran dan keluarga mereka di Indonesia.
Dia juga berharap, RTI dapat terus mewakili dan menyuarakan kebutuhan mereka. Melalui penerjemahan oleh pembawa acara RTI, Amina Tjandra, Eddy mengatakan, Saya berharap RTI dapat mewakili para pekerja migran untuk bersuara, sehingga mereka juga dapat mengundang keluarga mereka di Indonesia untuk bersama-sama mendengarkan program radio RTI dan mempersempit jarak di antara mereka, ujarnya.
Mengenai metode mendengarkan RTI yang paling direkomendasikan, Eddy tetap bersikeras menggunakan gelombang pendek. Menurutnya, pencarian dengan memutar dial dan mendengarkan dengan sedikit kebisingan adalah metode yang paling otentik.
Eddy juga mengungkapkan, program radio harus didengarkan secara langsung karena “rasanya seperti pembawa acara datang langsung ke rumah saya” dan kesempatan tersebut tidak akan terulang.
Meskipun saat ini ada aplikasi dan platform internet untuk mendengarkan, tetapi menurutnya fitur pemutaran ulang kurang memiliki kehangatan personal, sehingga rasanya menjadi seperti “saya mencari pembawa acara” dan tingkat interaksi emosional terasa sangat berbeda.
Eddy menyampaikan, selama hampir 60 tahun mendengarkan RTI, dia telah mengikuti informasi yang disampaikan dalam program tersebut dan bersama-sama mengikuti pertumbuhan dan perkembangan ekonomi Taiwan.
Ini adalah salah satu hal yang paling disukainya dari program-program RTI. Ia juga menekankan, program-program RTI Siaran Indonesia memiliki kualitas yang sangat baik.
Dia juga berharap, di masa depan akan ada lebih banyak program yang dapat dibagikan dengan pendengar Bahasa Indonesia. (Red).
Teks foto: endengar Senior Eddy Setiawan berbagi cerita terkait pengalamannya mendengarkan siaran RTI selama lebih dari 50 tahun dalam acara Temu Pendengar RTI di Jakarta, Minggu 4 Juni 2023 (Foto: RTI).