Namun bukan hanya soal infrastruktur. Dalam perspektif adaptasi warga slum, Rahman (Stienas YPB, 2023) mencatat, strategi bertahan hidup mencakup memperluas jam kerja, diversifikasi pekerjaan, jaringan sosial, bahkan memanfaatkan lahan milik keluarga sebagai modal adaptasi.
Yulis ( Uho Journal System, 2020) juga mencatat, warga slum sering melakukan penghematan konsumsi, peran keluarga diperkecil, dan menjalin relasi antarwarga—itulah cara mereka tetap bertahan.
Tetapi, jangan salah kaprah: pemukiman kumuh bukan hanya soal sisa kota. Robert Neuwirth (2004) dalam Shadow Cities melihat mereka sebagai komunitas kreatif yang penuh ketahanan. Dari Dharavi hingga Kibera, inisiatif bawah tanah mereka menunjukkan bahwa informalitas bukan kelemahan—tetapi modal sosial untuk tetap bertahan.