Menurutnya penyakit TBC tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan, tetapi juga pada aspek sosial dan ekonomi masyarakat, hal ini juga terkait erat dengan tingkat stunting. Berdasarkan WHO Global TB Report 2020, faktor kurang gizi merupakan faktor risiko tertinggi penyumbang penyakit TBC.
Berdasarkan hal tersebut, TBC dan stunting merupakan hal yang tidak terpisahkan dan sangat penting untuk dilakukan harmonisasi kepentingan pemangku kebijakan lintas sektor dalam rangka mensinergikan upaya-upaya yang mendukung proses eliminasi TBC tahun 2030 dan penurunan prevalansi stunting menjadi 14% pada tahun 2024.
Dalam kegiatan yang dihadiri oleh sebanyak 200 orang peserta yang merupakan mahasiswa kesehatan se-Kota Cimahi dan siswa setingkat SMA ini, Dikdik mengungkapkan bahwa pencegahan dan penanggulangan penyakit TBC memerlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil dan melibatkan berbagai unsur, baik dari masyarakat umum, organisasi masyarakat dan pemerintah sebagai pemegang kebijakan.