Ia teringat saat namanya diumumkan lolos sebagai Paskibraka. Ibunya langsung memeluknya erat, air mata bangga tak terbendung. “Ibu bilang, ini bukan cuma kebanggaan keluarga, tapi juga kampung,” katanya.
Kini, hanya tinggal hitungan hari sebelum ia dan rekan-rekannya melangkah di tengah lapangan upacara, mengibarkan Sang Saka di hadapan ribuan warga Trenggalek. Bagi mereka, tugas ini bukan sekadar seremoni. Ini adalah janji pada merah putih, janji untuk menjaganya tetap berkibar di langit dan di hati. (Red).
Page 3 of 3












