Hal itulah yang membedakan kawih-kawih klasik dan wanda anyaran. Karya Koko Koswara dari generasinya ke bawah disebut wanda anyaran.
Dia pun merasa bangga melihat kondisi saat ini dimana generasi muda banyak yang tertarik pada budaya kawih. Sebab, di eranya saat itu setiap kali ada pasanggiri tak sebanyak saat ini.
“Saya melihat mulai ada peningkatan dari segi kualitas dan kuantitas. Saya sempat ikut pasanggiri sejak 2004 tapi tak sebanyak saat ini. Saya berterima kasih pada PDI Perjuangan Jawa Barat yang sudah peduli pada lagu-lagu kawih Mang Koko dan generasi seterusnya untuk tetap melestarikan,” tuturnya.
Adapun peserta yang ikut ada kategorinya, yakni kategori suara murwa (pemula), suarantara (di antara pemula dan mahir), suara nindya (mahir), dan suara utama (kelas bintang).


![{"remix_data":[],"remix_entry_point":"challenges","source_tags":["local"],"origin":"unknown","total_draw_time":0,"total_draw_actions":0,"layers_used":0,"brushes_used":0,"photos_added":0,"total_editor_actions":{},"tools_used":{"addons":1,"transform":1},"is_sticker":false,"edited_since_last_sticker_save":true,"containsFTESticker":false}](https://bedanews.com/wp-content/uploads/2025/11/Picsart_25-11-26_01-04-45-413.jpg)









