Karena itu, kata dia, ketika muncul pertanyaan akan seperti apakah peran generasi muda saat ini, maka dengan konteks situasi politik, ekonomi, sosial, dan budaya yang saat ini ada, tentunya teks yang akan dihasilkan pun akan berbeda dengan apa yang telah dihasilkan pada 1928 dalam bentuk Sumpah Pemuda.
“Semangat persatuan untuk melakukan perlawanan terhadap pemerintah kolonial Hindia-Belanda yang menjiwai kaum milenial di setiap jaman seperti milenial di tahun 1928 yang berhasil merumuskan satunya bahasa dan bangsa, dan kaum milenial pada 1945, yang mampu melepaskan bangsa ini dari penjajahan,” bebernya.
Ono menegaskan generasi milenial saat ini harus dapat menjawab berbagai persoalan bangsa saat ini. Dia membeberkan persoalan kemiskinan, distribusi sumber daya ekonomi yang tidak merata, korupsi, penyalahgunaan narkoba, dan kebanggaan terhadap budaya asing yang menjangkiti banyak kaum milenial saat ini, ini merupakan kondisi objektif yang memerlukan penyikapan subjektif yang tepat. Belum lagi ditambah dengan dampak sosial ekonomi akibat pandemi Covid-19.