Sementara ada fenomena dengan komparasi yang jomplang, justru kelompok yang tanpa memiliki keberanian dan tanpa pergerakan, serta ilmu para tokohnya yang tidak jelas, namun malah mendapatkan dukungan moril bahkan materil.
Sehingga banyak giat juang umumnya, lesu terbentur dengan keterbatasan dan jauhnya kesadaran gotong royong, sementara mereka pun para geuine pegiat juang tanpa pamrih, tentunya memiliki kebutuhan keluarga yang primer, urgenitas diluar giat juang (pergerakan).
Hal ini apakah akan terulang paska 20 Oktober 2924? Mudah-mudahan pemimpin pengganti benar merupakan pengganti bukan berkelanjutan. Namun inilah sejarah bangsa muslim yang mayoritas namun bernasib LACUR, karena mau terjebak menerima “orang bodoh dan khianat” serta senang berdusta (2014-2024) serta gagal menjadi pemimpin, namun malah bakal memberi karpet merah dan penghormatan saat pelepasannya?