ACEH TIMUR, BEDAnews.com – Kuala Peudawa Puntong Teupin Nyaring yang digunakan masyarakat Nelayan Kecil dengan kapal – kapal berbobot 5 Gt sebagai akses untuk kelaut, sudah sejak lama banyak mengalami kendala akibat kapal – kapal Trawl Pukat Harimau.
Hal ini dibuktikan dengan jaring-jaring atau alat tangkap ikan yang hilang, termasuk rumpon-rumpon ikan yang dibuat secara tradisional berbentuk daun daunan kelapa, sebagainya juga telah ikut hilang akibat ditarik oleh kapal-kapal Traw Pukat Harimau di laut, belum lagi permasalahan kuala yang menjadi dangkal.
Melihat kondisi tersebut, salah seorang anggota Komite Peralihan Aceh (KPA) Aceh Timur yang juga Wakil Panglima 05 Idi Kuta, Abdul Hadi mengaku turut prihatin melihat nasib para nelayan tersebut.
“Saya turut prihatin atas nasib para nelayan di Kuala Peudawa Puntong Teupin Nyaring,” ungkap Pawang Jamok sapaan dari Abdul Hadi kepada awak media, Selasa (17/3/2020).
Pawang Jamok menyebutkan, kapal-kapal kecil tidak bisa bersandar di dermaga Nusantara Idi, karena disana khusus kapal-kapal besar. Selain itu rumpon-rumpon Ikan milik nelayan yang terbuat dari daun kelapa dan terpasang di laut sebelumnya, juga telah hilang, termasuk Jaring Ikan atau alat tangkap milik para nelayan.
“Persoalan yang dialami oleh para nelayan disini cukup kompleks sekali, termasuk kedangkalan Kuala juga,” kata Pawang Jamok.
Untuk itu Pawang Jamok berharap kepada Pemerintah baik dari Kabupaten maupun provinsi, kiranya jangan pernah menghambat bantuan untuk nelayan kecil disini, dimana sekitar 1.500 Kepala Keluarga yang berasal Kuala Peudawa Puntong, Seuneubok Rambong, Matang Rayeuk, Matang Bungong termasuk juga Titi Baro, selalu mengharap cari rejeki dilaut melalui kuala ini. (T Saiful)