Tidak hanya itu, Mercy juga mempertanyakan adanya agen besar di Maluku yang menjual BBM bersubsidi sekaligus juga menjual BBM non subsidi. Hal ini tentu sangat rentan terjadi monopoli, serta penyalahgunaan BBM dimana harga subsidi bisa dijual menjadi harga non subsidi.
Sehingga ia mengusulkan, agar dipisahkan antara agen yang menjual BBM bersubsidi saja, atau agen yang menjual BBM non subsidi saja. Dengan pemisahan ini akan menghindari penyalahgunaan BBM bersubsidi yang dijual dengan harga BBM non subsidi. Sehingga masyarakat tidak dirugikan.
“Subsidi energi kita ini kan diperuntukkan untuk masyarakat miskin dimana dalam rapat terakhir ada catatan konsen dari Pak Jokowi untuk lebih dulu mengamankan daerah-daerah miskin ekstrem sehingga kebijakan APBN 2024 ini terarah khusus untuk daerah-daerah miskin ekstrem. Beberapa wilayah di Maluku menjadi salah satu dari daerah miskin ektrem,” paparnya.












