Nabi Muhammd SAW, sebagai pemimpin utama pasukan Muslim tidak ikut serta dalam Pertempuran Mu’tah (Ridha,2021). Jumlah pasukan Muslimin yang disiapkan oleh Muhammad untuk berangkat ke Mu’tah sebanyak 3 ribu orang. Pengiriman pasukan dipimpin oleh Zaid bin Haritsah. (Amahzum, 2004). Sementara pasukan Ghassaniyah berjumlah 200 ribu orang (Nasution, 2013). Sebanyak 100 ribu pasukan berasal dari Kekaisaran Romawi Timur, sedangkan 100 ribu lainnya berasal dari pasukan Ghassaniyah (Azid, 2015).
Pimpinan perang dari Pasukan Muslimin, Panglima perang dari Pasukan Muslimin untuk mengikuti Pertempuran Mu’tah dipilih langsung oleh Muhammad. Panglima perang yang terpilih ialah Zaid bin Haritsah, Ja’far bin Abu Thalib dan Abdullah bin Rawahah (Ridha (2021). Ketiga panglima ini menjadi pemimpin secara berurutan dalam kondisi pemimpin sebelumnya gugur dalam pertempuran. Muhammad menetapkan bahwa ketika panglima tersebut gugur, maka posisi panglima perang berikutnya dipilih langsung oleh Pasukan Muslimin (Azid, 2015). Selanjutnya dijelasskan bahwa Abdullah bin Rawahah, pada masa Jahiliah adalah seorang penyair. Ia menjadi muslim sebelum terjadinya Baiat Aqabah dan tetapi menekuni pekerjaan sebagai penyair. Setelah menjadi Muslim, ia mengikuti peperangan bersama Muhammad.