SHRM Talent 2025 Sneak Peek mengungkap, 60% perusahaan menggunakan AI untuk mempercepat proses rekrutmen dengan penghematan waktu seleksi hingga 30-50%. Namun, 42% perusahaan melaporkan penurunan akurasi dalam menemukan kandidat yang benar-benar sesuai, terutama dalam menilai kemampuan soft skill dan kecocokan budaya. Bahkan 35% perekrut dalam studi IBM (2025) harus melakukan penyaringan manual ulang atas hasil AI.
Hal ini menegaskan bahwa, AI berfungsi sebagai alat bantu dan bukan pengganti penuh HR dalam hal kualitas dan ketepatan rekrutmen.
Susanto, pakar HR dan pengembang sistem asesmen digital di HCC (Human Care Consulting), menjelaskan bahwa fenomena rollback penggunaan AI ini menunjukkan bahwa, peran manusia, khususnya divisi HR, masih sangat vital dalam menciptakan proses rekrutmen yang holistik dan berimbang.