Berikut Diskusi: Tiga Nilai Edukasi dari Skor 8:7 dalam Perspektif Refreezing Kurt Lewin:
Pertama: Kemenangan Butuh Kesiapan; Kualitas Butuh Proses; Skor 1-1 lalu menang di adu penalti menunjukkan satu hal: kualitas tidak dibangun secara instan. Persiapan mental dan fisik dalam menghadapi tekanan menjadi kunci. Ini paralel dengan kesiapan belajar. Pendidikan holistik era 5.0 menekankan pembinaan karakter, ketangguhan emosi, dan refleksi diri. Guru bukan sekadar penyampai materi, tapi pelatih jiwa yang membangun kesiapan anak menghadapi kompleksitas zaman. Dalam tahap refreezing, kualitas harus tertanam dalam sistem yang mendukung, bukan sekadar proyek musiman.
Kedua: Evaluasi Bukan Menghakimi; Tapi Menyemangati; Adu penalti bukan hukuman, tapi momen uji kualitas. Begitu pula dalam pendidikan, evaluasi seharusnya bukan pemisah antara pintar dan tidak, tapi penyemangat untuk terus bertumbuh. Model “Portofolio Cinta” dalam Gapura Panca Waluya menjadi contoh: siswa merekam proses belajarnya secara utuhkognitif, sosial, dan spiritual. Di sini, guru menjadi pendamping, bukan penghakim. Dalam konteks refreezing, kualitas pendidikan ditingkatkan melalui sistem evaluasi yang memanusiakan, bukan menakut-nakuti.