• DISCLAIMER
  • PEDOMAN MEDIA CYBER
  • TENTANG KAMI
  • REDAKSI
  • Contact Us
Senin, September 29, 2025
  • Login
Bedanews
Advertisement
  • TNI-POLRI
  • Headline
  • Ragam
  • News
  • Politik
  • Edukasi
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Karya
  • Profil
No Result
View All Result
  • TNI-POLRI
  • Headline
  • Ragam
  • News
  • Politik
  • Edukasi
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Karya
  • Profil
No Result
View All Result
Bedanews
No Result
View All Result

Home » Mengenal Gunung Api Indonesia (1)

Mengenal Gunung Api Indonesia (1)

Asep Budi by Asep Budi
6 Agustus 2012
in Tak Berkategori
0
0
SHARES
0
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Indonesia dikenal sebagai “ring of fire”, negara cincin api yang dikelilingi oleh gunung-gunung berapi aktif. Gunung-gunung itu tersebar diberbagai tempat di Indonesia. Gunung api adalah tumpukan material yang menumpuk di permukaan bumi akibat dari adanya letusan yang keluar dari sebuah kepundan/lubang tempat keluarnya batuan cair (magma) dan gas ke permukaan bumi. Atau tempat munculnya leleran/rempah lepas yang berasal dari bagian dalam bumi.

Bila batuan cair (magma) atau gas mendesak keluar akibat terjadinya peningkatan suhu, serta batuan penutup tidak sanggup untuk menahannya, maka akan terjadi letusan. Gunung api adalah hal yang sangat misterius di jagat ini. Secara umum, gunung api Indonesia memiliki tipe strato. Vulkanologi sebagai ilmu yang mendalami tentang kegunung apian merupakan gabungan dari ilmu-ilmu geologi, fisika dan kimia. Akar gunung api terdapat jauh di dalam bumi.

 

Proses Pembentukan Gunung Api

Pendekatann teoritis mengatakan proses terjadinya gunung api adalah bahwa dalam teori tektonik lempeng (plate tectonic), bagian dari kulit bumi (litosfer), merupakan lempeng yang tegar (rigid) bergerak terhadap satu dengan yang lainnya dalam suatu massa yang plastis (astenospher) dengan kecepatan beberapa sentimeter pertahun. Bila kedua lempeng bertabrakan, maka salah satu lempeng akan menukik ke dalam.

BeritaTerkait

Panglima TNI : Berkuda Bentuk Generasi Muda yang Tangguh dan Berkarakter

28 September 2025

Kaukus Muda Cirebon Soroti Hibah Rp6,3 Miliar Pemkot ke Kejari

28 September 2025

Secara teori, bisa dikatakan bahwa lempeng benua (continental plate) mengapung relative terhadap lempeng samudra (sea plate). Bila suatu ketika keduanya bertabrakan, maka lempeng Samudra akan menukik karena dianggap lebih plastis dan mempunyai density yang rendah. Daerah tabrakan tersebut disebut “zona tumbukan” (subduction zone).

Di zona tumbukan tersebut lempeng samudra mengalami proses dehidrasi dan pelelehan batuan (melting rocks) akibat panas dan tekanan yang terbentuk saat itu. Leburan batuan itu lalu bereaksi dengan lapisan mantel yang kemudian mengalami differensiasi, assimilasi dengan lempeng benua dan keluar melalui rekahan yang terbentuk ketika tabrakan berlangsung dan akhirnya membentuk rangkaian pusat-pusat magmatis yang berkembang menjadi sebuah gunung api.

Batuan cair pijar (magma) relative lebih ringan dibanding batuan dingin disekitarnya, akibatnya secara perlahan namun menerus batuan cair itu dapat menerobos permukaan bumi. Perjalanan magma menerobos batuan yang padat dan kokoh bukanlah hal yang mudah, karena kadangkala magma kehabisan energy dan berhenti disuatu tempat membentuk sebuah kantong. Bila suatu saat batuan diatasnya rekah atau retak karena gempa bumi, maka magma tersebut akan melanjutkan perjalanannya mencapai permukaan bumi. Hal itu terjadi selama beberapa kali diselingi letusan, yang akhirnya membentuk suatu tumpukan batuan yang menjadi cikal bakal gunung api.

 

Gunung Api Indonesia

Peta gunung api Indonesia terentang dari pulai Sumatera, menyusuri Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara hingga ke bagian timur Maluku dan membelot ke Sulawesi, yang jika digambarkan seperti melingkari kepulauan Indonesia, sehingga dari sanalah dikenal sebagai Lingkaran Api Indonesia (ring of fire)  atau Jalur Tektonik Indonesia.

Jumlah gunung api Indonesia mencapai 129 atau setara 13% dari jumlah gunung api yang ada di dunia. Tidak semua gunung api Indonesia pernah meletus, namun berdasarkan kenampakan criteria dapat didefinisikan (kenampakan permukaan, jenis batuan penyusun, dsb) bisa dikatakan sebagai gunung api. Gunung api Indonesia memiliki 3 tipe, yaitu tipe A, tipe B, dan tipe C.

Gunung api tipe A adalah gunung api yang pernah meletus atau meningkat kegiatannya sejak tahun 1.600 sampai sekarang. Tahun 1.600 dibuat sebagai patokan mungkin karena saat itu para naturalis dari Belanda melakukan pencatatan. Tipe A ini sebanyak 78 gunung.

Gunung api tipe B, tidak memiliki sejarah letusan sejak tahun 1.600 atau sebelumnya, tetapi terdapat lubang bekas letusan (kawah yang tidak aktif) di kawah atau puncaknya. Tipe B ada 30 gunung.

Gunung api tipe C adalah tipe gunung api yang hanya memiliki manifestasi panas bumi (solfatara, fumarola) dipermukaannya, tetapi tidak memiliki sejarah letusan sejak tahun 1.600 atau sebelumnya maupun lobang letusan di puncak/tubuhnya. Tipe ini sebanyak 21 gunung.

Dari kenyataan yang bisa dilihat secara kasat mata, maka gunung yang mempunyai potensi letusan adalah gunung dengan tipe A. Dalam sejarah belum tercatat ada letusan untuk tipe B dan tipe C, namun demikian tidak tertutup kemungkinan gunung-gunung yang ada pada kedua tipe ini meletus setelah mengalami “tidur panjang”.

Seperti kita ketahui, gunung api adalah hal yang misterius karena ilmu manusia sangat terbatas. Lebih dari 50% ilmu tentang gunung api masih belum terpecahkan. Namun perlu kita ketahui bahwa gunung api super besar ada di Indonesia, yaitu yang sekarang menjadi danau Toba di Sumatera Utara.

Danau Toba adalah kaldera raksasa yang terbentuk sekian juta tahun ke belakang akibat letusan maha dahsyat dimana lapili atau abu vulkaniknya mencapai Antartika dan Eropa. Posisi kedua di duduki oleh Gunung Tambora, yang letusannya mencapai Eropa dan Amerika Selatan serta mengakibatkan musim dingin yang gelap di benua Eropa selama enam bulan. Posisi ketiga adalah Gunung Krakatau (sekarang anak Krakatau), letusannya mengakibatkan beberapa bagian bumi mengalami kegelapan total selama beberapa minggu. Bersambung….

(penulis : Zarina, mahasiswa Teknik Pertambangan STTMI)

Previous Post

5.290 Desa di Jabar, Bakal Dapatkan Bantuan Keuangan

Next Post

Ina Cookies Raih Sukses Bisnis Kue Kering

Related Posts

TNI-POLRI

Panglima TNI : Berkuda Bentuk Generasi Muda yang Tangguh dan Berkarakter

28 September 2025
Ragam

Kaukus Muda Cirebon Soroti Hibah Rp6,3 Miliar Pemkot ke Kejari

28 September 2025
Ragam

Mendikdasmen Dorong Profesionalisme dan Layanan Prima ASN Pendidikan

28 September 2025
TNI-POLRI

Danrem Untoro: TNI Siap Hadir dan Jadi Solusi bagi Masyarakat

28 September 2025
TNI-POLRI

Pangdam IV/Diponegoro Pimpin Ziarah Rombongan ke Makam Jenderal Besar H.M. Soeharto

28 September 2025
TNI-POLRI

Pendampingan Petani, Babinsa Kodim Ponorogo Pantau Ketersediaan Pupuk Bersubsidi

28 September 2025
Next Post

Ina Cookies Raih Sukses Bisnis Kue Kering

Please login to join discussion

JDIH DPRD Kota Cimahi

LPKL

BEDA Itu pilihan

SERIKAT MEDIA SIBER INDONESIA

MFC - Bedanews.com © 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result

MFC - Bedanews.com © 2021