Oleh: Muhammad Rofik (Mualimin Kolumnis/Dosen STAI Yogyakarta/Pengasuh Pontren Latifah Mubarokiyah/Penasihat Paguyuban Demak Bintoro Nusantara (PDBN))
YOGYAKARTA || Bedanews.com – Di tengah gelombang demonstrasi besar‑besaran yang mengguncang ibu kota dan sejumlah daerah, gema Maulid Nabi hadir bukan sekadar riuh ceramah dan solawat, melainkan sebagai oase spiritual sekaligus pengingat untuk berpijak pada nilai-nilai luhur yang dibawa Nabi: keadilan, empati, dan toleransi.
Indonesia—dengan keberagaman etnis, agama, dan budaya—sedang diuji. Aroma kekesalan atas ketimpangan sosial dan aspirasi politik tak jarang memicu kerusuhan dan kekhawatiran. Di sinilah Maulid Nabi punya momentum kuat untuk jadi katalis perdamaian. Sebagaimana ditegaskan PBNU, Maulid dapat menjadi “oase kesejukan di tengah tahun politik yang makin memanas”.










