Damai Hari Lubis (Pengamat KUHP (Kebijakan Umum hukum dan Politik)
JAKARTA || Bedanews.com – Para pejuang yang intens memberikan perlawanan kepada Jokowi si “Raja Bohong”, banyak memberikan masukan kepada TPUA/Tim Pembela Ulama dan Aktivis) sebagai wujud antisipasi terhadap pelaksaan teori konspirasi politik (praktik kejahatan).
Diantara civitas aktivis menyampaikan masukan kira-kira isinya mengandung saran agar TPUA “waspada (prudential principle)”:
“Banyak yang harus di ambil dan di cocokkan di UGM, 1 jam yang diminta UGM adalah cara mengelabui data. Sehingga jangan sampai kunjungan team ke UGM justru jadi senjata untuk jkw dan UGM. Karena mereka akan kasih akses hanya persoalan yang tidak menyelesaikan masalah.
Lalu sebagian mereka (UGM) dari para kurcaci jalang khususnya yang menjadi kaki tangan ‘kontra perubahan’ akan berusaha manipulasi melalui pers/ para jurnalis sakit (sick journalist) karena faktor hedonism, dengan materi beberapa statemen yang narasinya menyatakan, ‘bahwa setelah team datang ke UGM maka itu hasil maksimal. Dan kasus wajib di tutup’. Hal ini yang harus di antisipasi oleh kawan kawan dari TPUA yang akan menjambangi UGM”.