Orisinilitas penelitian ini terletak pada kemampuan menganalisis bagaimana simbol-simbol itu bertahan, berubah, dan bahkan mengalami percampuran dengan simbol global serta memasuki ruang modifikasi sosial. Proses kompromi simbolik, proyek identitas, hingga hibriditas busana menjadi temuan penting yang belum banyak dijelaskan secara mendalam dalam studi identitas budaya lokal.
Studi kasus masyarakat muslim Madura di Kecamatan Kamal menunjukkan bahwa peci dan sarung dipresentasikan secara berlapis sebagai simbol religius, tanda kehormatan sosial, penanda tradisi pesantren, hingga ikon gaya hidup modern. Temuan ini memperluas wacana identitas kultural dalam konteks Islam lokal Indonesia yang dinamis dan khazanah studi budaya, khususnya pada titik temu antara tradisi, agama, dan globalisasi.