Dalam pertemuan tersebut, Jokowi sempat bertanya kepada Sultan kenapa para dosen dan kampus dibiarkan bersuara, dijawab oleh Sultan, “Itu kan suara para akademisi kenapa harus dilarang”.
Dari dialog ini kentara sekali, Jokowi tidak memahami dunia akademisi, sehingga pantas dia berperilaku cenderung otoritarian dalam pola kepemimpinannya (leadership character), sehingga patut dicurigai selain Jokowi dikenal amat sangat tidak jujur, karena sosoknya yang mudah sekali berbohong dan nampak tidak memiliki harga diri dan tanggung jawab moral (minim moralitas), juga Jokowi tidak mau transparansi atas dugaan publik terhadap ijazah palsu S1 yang Ia gunakan Jo. Tata cara merujuk UU Tentang Keterbukaan informasi Publik.
Menurut artikel penulis, sebelumnya saat Jokowi memperlihatkan ketamakannya ingin 3 (tiga) periode melalui sounding para pembantunya, utamanya LBP dan kawan-kawan, namun ditolak oleh Megawati, maka Jokowi memang sudah berencana planning keduanya, untuk mengkhianati Megawati dus parti PDIP namun mesti diingat sebagai *_catatan penting pendapat penulis,_* Jokowi bukan untuk meninggalkan partai PDIP. PDIP adalah partai idolanya (cocok ideologinya) selain sejarah sudah mencatat dirinya (Jokowi), menjadi presiden atas sebab dukungan utama PDIP, maka Ia akan merebut partai PDIP dengan segala pengaruhnya kelak.