Opini
Oleh : Ismariah, S. Hut
(Aktivis Muslimah)
BEDAnews – Hari Perempuan Internasional atau International Women Day dirayakan setiap tanggal 8 Maret setiap tahunnya. Peringatan hari internasional perempuan ini didedikasikan bagi semua perempuan di dunia, demi mencapai kesetaraan dari segala bidang. Mulai dari ekonomi, sosial, budaya, maupun politik.
Tema untuk perayaan hari perempuan internasional kali ini, melansir website resmi International Women’s Day adalah Embrace Equity atau #EmbraceEquity. Dalam website itu disebutkan bahwa kesetaraan adalah hal yang harus dimiliki. Tujuan tema kampanye #EmbraceEquity IWD 2023 adalah membuat dunia berbicara tentang ‘mengapa kesempatan yang sama saja tidak cukup’. (cnnindonesia.com/08/03/2023)
Perayaan Hari Perempuan Internasional setiap tahun tidak pernah lepas dari perjuangan keadilan dan kesetaraan gender.
Hal ini karena menurut sejarah, munculnya perayaan ini adalah berawal dari para pekerja yang kebanyakan perempuan melakukan mogok kerja untuk memprotes kondisi kerja yang keras terjadi pada tahun 1908 di New York. Pada akhirnya ditetapkan oleh PBB sebagai perayaan Hari Perempuan Internasional 8 Maret 1975, dan diperingati secara resmi oleh PBB. Bahkan tanggal 8 Maret ditetapkan sebagai hari libur resmi PBB untuk hak-hak perempuan dan perdamaian dunia.
PBB sebagai Lembaga internasional memasukkan ide KKG ini pada seluruh bidang Kerjasama dengan negara-negara lain, baik dalam bidang pendidikan, kesehatan, politik, ekonomi, dll. Semua bidang tersebut harus memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender. Artinya, ide KKG ini sudah menjadi program internasional. Tentunya asas dari ide KKG ini adalah menyertai ide Hak Asasi Manusi (HAM) yang sarat dengan ruh liberal, karena hak disini ditentukan oleh manusia yang diakui oleh sistem kapitalisme sekuler.
KKG Menghancurkan Muslimah, Keluarga dan Generasi
Sebagai sebuah ide yang dianut oleh perempuan internasional, maka ide KKG inipun juga diadopsi oleh kaum Muslimah. Semakin banyak Muslimah yang turut mengkampanyekan dan memperjuangkan kesetaraan gender ala Barat ini.
Muslimah menuntut diterima bekerja seperti kaum laki-laki, muslimah dituntut memenuhi kuota perempuan dalam parlemen untuk berpolitik, muslimah berlomba untuk dinilai sukses secara materi menyaingi laki-laki. Bahkan Muslimah akhirnya merasa bertanggungjawab menjadi tulang punggung keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Akibatnya, Muslimah mulai melupakan perannya yang utama sebagai ibu dan pendidik utama bagi generasi. Saat Pendidikan generasi tidak diperhatikan oleh ibu dan diserahkan ke sekolah saja yang mengadopsi sistem sekuler dan sistem sosial yang liberal, akhirnya keluarga bermasalah, perceraian meningkat dan generasi menjadi hancur.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) selama 3 tahun terakhir di Indonesia pada tahun 2022, sebanyak 447.743 kasus perceraian pada pasangan beragama islam terjadi pada tahun 2021. Angka tersebut mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 291.677 perkara. Demikian pula kerusakan generasi, belum lama ini viral sekitar 300 anak di Ponorogo meminta dispensasi nikah akibat hamil diluar nikah. Selain itu karakter generasi saat ini yang temperamen, emosional, mudah melakukan kekerasan baik kepada adik tingkat bahkan kepada guru. Baru-baru ini pun viral seorang anak SMK mengancam gurunya dengan senjata tajam.
Ketika perjuangan keadilan dan kesetaraan gender semakin kuat dan massif, justru kehancuran semakin terasa dekat pada perempuan dan generasi. Hal ini membuktikan bahwa ide ini bertentangan dengan fitrah manusia, jauh dari tujuan Allah SWT menciptakan manusia, dimana Allah menciptakan manusia untuk beribadah kepada-Nya. Nyata sekali dilihat dari sejarah dan perjuangannya, ide KKG ini sangat bertentangan dengan akidah islam.
Meskipun ide KKG ini bertentangan dengan islam namun tetap saja ide ini mampu meracuni pemikiran umat islam dikarenakan kondisi umat yang terjajah secara system kehidupan sehingga mengekor pada Barat. Sementara secara pemikiran, pemahaman umat sangat jauh dari Islam, ditambah lagi umat mengalami kezhaliman dalam kehidupan akibat diterapkannya sistem sekuler kapitalisme. Selama masih bergantung pada sistem tersebut maka umat tidak akan meraih kehidupan yang baik dan menjadi umat terbaik justru semakin menuju keterpurukan.
Islam Memuliakan Perempuan
Islam sebagai agama dan ideologi yang diturunkan oleh Allah SWT sudah mengatur hak dan kewajiban perempuan, demikian pula pada laki-laki. Ada hak dan kewajiban yang sama sebagai hamba Allah SWT, dan ada hak dan kewajiban yang berbeda sesuai jenis kelaminnya. Allah menetapkan hal tersebut sesuai dengan fitrah manusia baik laki-laki dan perempuan. Misalnya, perempuan diberi fitrah bisa hamil, menyusui, maka Allah tetapkan bagi perempuan untuk menyusui anaknya, mengasuh anak dan dimuliakan Allah sebagai pendidik utama bagi anaknya. Sementara kewajiban suami yang khusus karena dia sebagai laki-laki adalah memberi nafkah pada keluarganya sebagai qowam atau pemimpin. Sementara secara umum laki-laki dan perempuan punya kewajiban yang sama untuk beribadah kepada Allah seperti shalat, puasa, haji, zakat, berpolitik, dll.
Untuk itu tidak perlu lagi memperjuangkan kesetaraan gender, karena di hadapan Allah laki-laki dan perempuan sudah setara sebagai hamba Allah yang diciptakan untuk beribadah kepada-Nya. Sehingga jelas sekali ide KKG yang bertentangan dengan Islam ini wajib kita tolak dan Kembali kepada penerapan syariat islam yang kaffah. Kembali kepada fitrah manusia untuk menempatkan diri sebagai hamba Allah SWT. Dengan Kembali kepada fitrah, maka hidup akan berkah sebagai makhluk yang mulia.**