Bagi Prabowo, langkah ini mungkin bukan soal tunduk atau kalah, melainkan soal mengulur waktu hingga publik melihat dengan jelas siapa yang sebenarnya berambisi mempertahankan kekuasaan. Dalam konteks ini, Prabowo tampaknya menaruh harapannya pada persepsi jangka panjang rakyat, bahwa stabilitas lebih penting daripada konfrontasi di awal masa kepemimpinan.
Strategi ini menempatkan Prabowo dalam posisi unik. Dia tampaknya memahami bahwa kemenangan sejati bukan hanya soal menguasai kekuasaan secara langsung, tetapi juga soal memenangkan hati dan kepercayaan rakyat dalam jangka panjang. Sama seperti Joe Biden di AS atau Jokowi pada 2014, Prabowo memilih jalan kompromi jalan yang penuh risiko, tapi juga penuh potensi kemenangan di masa depan.
*Kepemimpinan Berbasis Keseimbangan*











