Oleh: Agusto Sulistio (Pegiat Sosmed, Pendiri The Activist Cyber)
JAKARTA || Bedanews.com – Menjelang pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih pada Minggu, 20 Oktober 2024, publik dikejutkan dengan susunan kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming. Alih-alih mencerminkan semangat perubahan yang dijanjikan, kabinet ini dipenuhi figur-figur loyalis Jokowi dan tokoh-tokoh dengan kedekatan kuat para kartel oligarki tambang dan ekonomi. Publik pun meragukan apakah ini sepenuhnya pilihan Prabowo atau justru bentuk *cawe-cawe* Jokowi menjelang akhir masa jabatannya.
Kecemasan dan kekecewaan ini menyeruak karena banyak yang merasa kabinet tersebut bukan cerminan kemandirian Prabowo, melainkan kompromi politik untuk menjaga stabilitas dan menghindari konflik dengan elite penguasa lama. Sebagian orang meragukan apakah Prabowo mampu menjaga independensinya, namun ada pula yang melihat strategi ini sebagai bentuk kesabaran, mirip dengan filosofi pewayangan Pandawa melalui ajaran *Hastabrata*.











