Bandung, BEDAnews,-
Jawa Barat berhasil meraih penghargaan "Daerah Peduli Konsumen" yang diberikan oleh Kementerian Perdagangan tahun 2014. Selain Jawa Barat, Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Jawa Timur, Kota Yogyakarta, Kota Surakarta dan Kota Denpasar juga meraih penghargaan serupa. Tahuin 2013 lalu, Kota Bogor juga meraih penghargaan bersama Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Sumatera Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kota Padang.
Penghargaan tersebut diserahkan langsung Menteri Perdagangan RI Rachmat Gobel kepada Sekretaris Daerah Jawa Barat Wawan Ridwan dalam rangkaian acara Temu Pelanggan Direktorat Metrologi 2014 di Hotel Horizon Kota Bandung, Rabu (26/11).
”Setelah meraih penghargaan, saya berharap perusahaan harus secara tertib menera dan menera-ulangkan alat-alat Ukur, Takar, Timbang, dan Perlengkapannya (UTTP) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang kemetrologian,” kata Mendag usai acara.
Dalam kesempatan tersebut, Mendag juga menganugerahkan gelar “Perusahaan Peduli Tertib Ukur 2014” kepada enam perusahaan. Masing-masing kepada PT. Medco E&P Indonesia, PT. Odira Energy Persada, PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan, PT. PGN (Persero) Tbk. SBU DW I, Perusahan Timbangan SSS-Solo, dan PT. Semen Tonasa Biringere-Pangkep Sulawesi Selatan.
“Kegiatan ini penting guna meningkatkan hubungan kerja sama yang lebih baik dengan pelanggan, serta mendapatkan umpan balik dari pelanggan dalam rangka peningkatan pelayanan kepada publik,” jelas Mendag.
Rahmat mengatakan, perusahaan dan daerah yang telah meraih penghargaan diharapkan bisa mempertahankan dan meningkatkan prestasinya. Menurutnya, tertib ukur dan pelayanan terhadap konsumen merupakan kunci utama kemajuan industri dan perdagangan dalam negeri. "Saya harap perusahaan dan daerah lain juga terus berupaya untuk membiasakan tertib ukur dengan menera ulang secara rutin timbangan dan alat ukur atau takar lainnya sesuai ketentuan di bidang kemetrologian," ujarnya.
Menurut Rachmat, tertib ukur dan standardisasi alat tera merupakan salah satu bagian penting dalam memberikan kenyamanan dan keamanan bagi konsumen. Lebih jauh lagi, standar pelayanan yang baik menjadi faktor utama yang menentukan kompetensi pelaku industri dan perdagangan dalam negeri agar bisa bersaing dengan pelaku asing dalam kancah Masyarakat Ekonomi ASEAN nanti.
Selain tertib ukur, Rachmat juga berharap industri terus meningkatkan kualitas produksi mereka sesuai dengan Standar Nasional Indonesia. Dengan begitu, produk dalam negeri tidak akan terkikis oleh banjirnya produk asing berharga murah. "Konsumen dalam negeri memang menyukai harga yang murah, tetapi tak sedikit yang sudah sadar pentingnya keamanan dan keselamatan atas produk yang mereka konsumsi. Jadi selain harus mampu bersaing dari segi harga, kualitas pun harus sesuai standar,"tandasnya. (Lanie)