Garut, BEDAnews
Para pedagang dan pembeli di Pasar Guntur Ciawitali Garut, mengeluhkan harga beragam jenis cabai dan bawang yang masih fluktuatif pada kisaran harga sangat tinggi. Seorang pedagang, Enin (52), mengatakan kenaikan harga bahkan terus dialami cabai rawit merah sampai dua kali lipat. Pekan lalu, harga cabai rawit merah mencapai Rp. 20 ribu/kg, namun kini menjadi Rp. 40 ribu/kg, katanya.
“Cabai jenis lainnya malahan naik-turun pada harga masih sangat mahal. Tak pernah turun sampai normal. Pas turun, langsung naik lagi. Saya kewalahan menghadapi harga tak pernah stabil, apalagi tak balik ke harga normal,” kata Enin saat ditemui, Rabu (20/3) lalu.
Setiap satu kilogram, harga cabai merah besar, dan cabai rawit hijau masing-masing turun dari Rp. 28 ribu menjadi Rp. 20 ribu. Kenaikan harga dialami cabai rawit domba merah mencapai Rp. 50 ribu/kg, dari harga pekan lalu Rp. 35 ribu/kg.
Harga tomat sempat turun pekan lalu sampai Rp. 7 ribu/kg, kembali naik ke harga tertinggi, Rp. 10 ribu/kg. Padahal normalnya harga tomat Rp. 5 ribu/kg. Fluktuasi harga pun dialami cabai domba hijau pada kisaran Rp. 10 ribu hingga Rp. 12 ribu/kg.
Harga bawang putih yang turun dari Rp. 70 ribu menjadi Rp. 37 ribu/kg, dan harga bawang merah dari Rp. 55 ribu menjadi Rp. 35 ribu/kg, masih dianggap belum stabil. Enin memprediksi harga bawang merah masih fluktuatif pada beberapa pekan mendatang.
“Saya jadi harus siapkan modal banyak. Biasanya, sekali pesan stok ‘sambeleun’ dikeluarkan modal Rp. 50 juta. Sekarang harus disediakan Rp. 100 juta untuk belanja ‘sambeleun’. Pembeli malahan jadi berkurang,” katanya.
Ungkapan senada disampaikan pedagang bumbu lainnya, Neni (46). Menurut dia, tak stabilnya harga bumbu dapur bisa berimbas pada kenaikan harga sayuran. Karena itu, dia pun kudu menyediakan modal lebih banyak. “Stok dari daerah memang menipis. Mungkin akibat gagal panen atau penimbunan. Saya harap harga stabil lagi, agar jumlah pembeli kembali normal,” harapnya.
Untuk tanaman sayuran dan bumbu, khususnya tomat dan cabai biasa membusuk pada musim pancaroba, atau musim hujan. Sehingga kenaikan harga akibat kelangkaan ini, bisa diprediksi sebelumnya. (Sighar)