• DISCLAIMER
  • PEDOMAN MEDIA CYBER
  • TENTANG KAMI
  • REDAKSI
  • Contact Us
Jumat, September 26, 2025
  • Login
Bedanews
Advertisement
  • TNI-POLRI
  • Headline
  • Ragam
  • News
  • Politik
  • Edukasi
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Karya
  • Profil
No Result
View All Result
  • TNI-POLRI
  • Headline
  • Ragam
  • News
  • Politik
  • Edukasi
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Karya
  • Profil
No Result
View All Result
Bedanews
No Result
View All Result

Home » Guru Besar Manajemen Ungkap langkah Strategis,Pesan Moral, Edukasi Hadapi Indonesia Emas 2045

Guru Besar Manajemen Ungkap langkah Strategis,Pesan Moral, Edukasi Hadapi Indonesia Emas 2045

Hargib by Hargib
8 Agustus 2025
in Edukasi, Headline, Ragam
0
Prof.Dr.Lilis Sulastri,MM.,

Prof.Dr.Lilis Sulastri,MM.,

0
SHARES
0
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter
Bandung, Bedanews.com-
Guru besar Manajemen, Fakultas Ekonomi Bisnis Islam (FEBI)  UIN SGD Bandung, Prof.Dr. Lilis Sulastri, MM., mengupas tuntas bagaimana langkah langkah antisipatif, strategis, pesan moral dan edukasi kepada generasi muda  dalam menghadapi Indonesia Emas 2045. Berikut cuplikan wawancara eksklusif dengan Bedanews.com, Jumat, 08 Agustus 2025 :
1. Bagaimana Langkah-Langkah Manajemen SDM dalam Menghadapi Indonesia Emas 2045?
Berbagai Langkah dan tahapan yang secara umum bisa kita siapkan :
A. Buat Perencanaan SDM (Human Resource Planning), dengan cara :
• Mempetakan kebutuhan kompetensi masa depan berbasis future jobs.
• Menyusun proyeksi kebutuhan tenaga kerja per sektor (industri, pertanian, digital, dll).
• Mengintegrasikan perencanaan SDM dengan RPJMN dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN).
B. Lakukan Pengembangan Kompetensi, melakukan :
•Revitalisasi pendidikan dan pelatihan vokasional berbasis kebutuhan industry
masa depan.
•Penguatan soft skills (leadership, critical thinking, digital literacy).
•Sertifikasi keterampilan sejak dini (SMK, perguruan tinggi, pelatihan kerja).
C. Lanjutkan Transformasi Digital SDM, dengan :
• Penerapan digitalisasi dalam manajemen SDM (e-HRM, AI dalam rekrutmen, e-learning).
•Mendorong talenta digital di sektor strategis: AI, big data, robotik, cybersecurity.
D. Kembangkan Penguatan Karakter  Nilai dan Etika Kerja, lakukan :
•Internalisasi nilai-nilai Pancasila dan etos kerja unggul.
•Penerapan kurikulum karakter di semua jenjang pendidikan.
•Budaya kerja integritas, gotong royong, dan profesionalisme.
E. Tingkatkan Inklusi dan Pemerataan SDM, dengan cara :
•Peningkatan akses pendidikan dan pelatihan di daerah tertinggal.
•Kebijakan afirmatif untuk perempuan, disabilitas, dan kelompok rentan.
Jika dulu SDM hanya dilihat sebagai tenaga kerja (labor) dalam mesin produksi, kini dunia telah beralih pada pendekatan human capital dan bahkan menuju human society: Konsep ini dipopulerkan oleh Gary Becker (1993), peraih Nobel Ekonomi, yang menekankan bahwa pendidikan, pelatihan, dan kesehatan adalah bentuk investasi jangka panjang yang meningkatkan produktivitas dan nilai ekonomi seseorang.
Berikutnya kita sedang ada dalam Era Society 5.0 / Human Society mendorong kita untuk tidak hanya membentuk SDM yang melek teknologi, tetapi juga beretika, berjiwa sosial, dan memiliki kesadaran kolektif. SDM harus mampu memadukan kecerdasan buatan (AI) dan kecerdasan manusiawi (moral intelligence) untuk membangun dunia yang inklusif.
Klaus Schwab (WEF), “The Fourth Industrial Revolution is not just about technology, but about how we as humans respond to it.”
Tahun 2045 bukan sekadar angka futuristik yang menandai usia 100 tahun Indonesia merdeka. Ia adalah simbol harapan, momentum kolektif, sekaligus tantangan besar. Indonesia Emas 2045 memerlukan lebih dari sekadar pertumbuhan ekonomi, infrastruktur fisik, atau stabilitas politik. Ia menuntut revolusi menyeluruh dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM).
Sebab sejarah membuktikan: bangsa yang besar bukan karena sumber daya alamnya, melainkan karena kualitas manusianya. Jepang, Korea Selatan, hingga Singapura adalah contoh nyata bagaimana human capital menjadi fondasi pembangunan yang berkelanjutan. Lalu, bagaimana dengan Indonesia?
Kita butuh perubahan paradigma dari sekadar pembangunan SDM menjadi investasi SDM, dari managing people ke empowering people. Ini bukan soal jumlah pekerja, tetapi kualitas pekerja. Bukan sekadar penciptaan lapangan kerja, tapi bagaimana menyiapkan manusia Indonesia menjadi life-long learners, adaptif, dan mampu berinovasi
2. Seperti Apa Strateginya  Agar Langkah-Langkah Tersebut Bisa  Terwujud?
A. Kolaborasi Multipihak (Pentahelix Model) : Antara pemerintah (regulasi dan insentif), akademisi (penelitian dan inovasi), dunia usaha (penyerapan tenaga kerja), komunitas (dukungan sosial), dan media (edukasi publik) harus bersinergi.
B. Kebijakan Pendidikan Berbasis Masa Depan : dengan melakukan reformasi kurikulum agar adaptif terhadap kebutuhan industri 4.0 dan society 5.0., serta Link and match antara dunia pendidikan dan dunia kerja.
C. Investasi pada SDM Sejak Dini : melakukan Program parenting nasional, berkualitas, dan stimulasi tumbuh kembang anak. Kemudian meningkatkan kualitas Nutrisi, kesehatan, dan pendidikan  yang menjadi prioritas utama.
D. Penguatan Karakter dan Kepemimpinan Muda. Bangsa ini butuh pemimpin yang lahir dari nilai, bukan hanya dari ambisi. Pendidikan karakter, kepemimpinan etis, dan integritas harus ditanamkan sejak dini.
E. Transformasi Kepemimpinan dan Birokrasi :  Transformasi pemimpin berbasis nilai,  diarahkan menjadi katalis pembangunan, adaptif, dan inovatif. Serta menggunakan sistem merit dalam birokrasi tatakelola karir talenta unggul.
F. Kesehatan Mental dan Sosial sebagai Prioritas. Kesehatan jiwa dan lingkungan sosial menjadi bagian penting dari kualitas SDM. Kita butuh kebijakan yang mendukung keseimbangan hidup.
G. Pembangunan Ekosistem Inovasi dan Riset : berikan Insentif untuk riset dan pengembangan SDM unggul lokal. Menciptakan inkubasi startup dan pusat pelatihan teknologi di berbagai daerah.
Dalam pendekatan ekonomi modern, kualitas SDM disebut sebagai modal manusia (human capital), aset paling berharga yang menentukan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi jangka panjang. World Bank dalam Human Capital Index (HCI) menempatkan Indonesia pada posisi yang masih tertinggal dibanding negara tetangga di Asia Tenggara.
Kualitas pendidikan, kesehatan, dan kemampuan berpikir kritis masih menjadi pekerjaan rumah besar. Karenanya, Indonesia tidak cukup hanya mengejar pertumbuhan ekonomi konvensional. Kita perlu bergerak menuju knowledge-based economy yang berbasis pada SDM cerdas, terampil, dan bermoral.
Namun, membentuk SDM unggul tidak cukup hanya dari sisi kompetensi teknis. Tentu harus  dibarengi dengan strategi pembangunan masyarakat manusiawi (human society). Artinya, manusia tidak sekadar dilihat sebagai alat produksi, tetapi sebagai makhluk berbudaya, beretika, dan berkontribusi pada kehidupan sosial secara berkelanjutan.
3. Bagaimana  Pesan Moral dan Edukasi untuk Generasi Muda Menyambut Indonesia Emas 2045 ?
A. Bangkitkan Mental Juara dan Etos Kerja : “Jangan jadi generasi yang hanya menuntut, jadilah generasi yang menciptakan.” Tanamkan semangat berjuang, bukan instan. Lalu Disiplin, kerja keras, dan konsisten adalah kekuatan.
B. Pentingnya Literasi dan Adaptasi : “Yang bertahan bukan yang paling kuat, tapi yang paling adaptif.” Harus Melek teknologi, keuangan, lingkungan, dan budaya sangat penting. Terus belajar dan tidak cepat puas.
C. Jangan Lupakan Jati Diri Bangsa : “Maju teknologi, tinggi ilmu, tapi tetap berakar pada nilai Pancasila.” Dengan cara Jaga kejujuran, gotong royong, toleransi, dan cinta tanah air. Bangun masa depan tanpa meninggalkan akar budaya.
D. Bermimpi Besar, Tapi Melangkah Nyata : “Indonesia emas bukan mimpi, tapi misi kita semua.”. maka ambil bagian sekecil apapun dari diri kita  : belajar sungguh-sungguh, aktif di komunitas, dan mulai berkontribusi dari sekarang. Kita tidak sedang berlomba dengan bangsa lain, tetapi dengan masa depan kita sendiri. Maka, tanamkan dalam diri bahwa:
•Belajar adalah ibadah masa depan,
•Berpikir kritis adalah bentuk cinta tanah air,
•Berbuat baik adalah investasi peradaban.
“Indonesia emas tidak menunggu kalian, tapi kalianlah yang harus menjemputnya.”
Jika ingin melihat masa depan bangsa, lihatlah siapa yang hari ini sedang duduk di ruang kelas dan berkarya di ruang publik. ”Generasi muda hari ini adalah pemimpin bangsa esok. Jangan habiskan energi hanya untuk menjadi viral, terkenal, atau cepat kaya. Jadilah pembelajar sejati, pembangun nilai, dan penjaga peradaban. Karena masa depan bukan tentang siapa yang paling cepat, tapi siapa yang paling siap.
“Maka, bersiaplah: kuasai ilmu, bangun karakter, dan jadilah manusia yang memanusiakan manusia.”***

BeritaTerkait

Upaya Pencegahan Karhutla, Babinsa Bersama Warga Laksanakan Patroli

26 September 2025

Babinsa Koramil 02/KT menghadiri Kegiatan Penanaman Jagung Pipil Di Desa Binaan

26 September 2025
Tags: 2045Edukasi HadapiGuru Besar ManajemenIndonesia EmasPesan MoralProf.Lilis SulastriUngkap langkah Strategis
Previous Post

Tingkatkan Sinergitas, Jaksa Agung Apresiasi Kunjungan BPK RI

Next Post

Pemkot Bandung Tegaskan SPM Jadi Komitmen Penuhi Hak Dasar Masyarakat

Related Posts

Headline

Upaya Pencegahan Karhutla, Babinsa Bersama Warga Laksanakan Patroli

26 September 2025
Headline

Babinsa Koramil 02/KT menghadiri Kegiatan Penanaman Jagung Pipil Di Desa Binaan

26 September 2025
Headline

Babinsa Koramil 02/KT Laksanakan Komsos Dengan Tomas di Wilayah Binaan

26 September 2025
Headline

Cegah Wabah PMK,Babinsa Koramil 08/KM Himbau Peternak Sapi Di Desa Binaan

26 September 2025
Headline

Terus Jaga Hubungan Baik,Babinsa Laksanakan Komsos Bersama Warga

26 September 2025
Headline

Babinsa Koramil 08/KM Laksanakan Patroli Di Desa Binaan Guna Menjaga Keamanan Warga

26 September 2025
Next Post

Pemkot Bandung Tegaskan SPM Jadi Komitmen Penuhi Hak Dasar Masyarakat

JDIH DPRD Kota Cimahi

LPKL

BEDA Itu pilihan

SERIKAT MEDIA SIBER INDONESIA

MFC - Bedanews.com © 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result

MFC - Bedanews.com © 2021