Prof.Rusdiana memaparkan, kedua aspek Human Capital tersebut terintegrasi menjadi satu kesatuan dan tidak mungkin bisa dipilah dan dipisah.Sebab lanjut Ia, kompetensi tanpa komitmen tidak memberikan manpaat apapun bagi organisasi atau negara, karena kepentingan yang diusung untuk kepentingan pribadi.
“ Seseorang dengan kompetensi tinggi tapi komitmen (nasionalisme) lemah akan berupaya memkasimalkan kemampuan kompetensinya untuk kepentingan pribadi, meski merugikan organisasi dan negara” ucapnya.
Ditegaskan, banyak orang punya kemampuan tinggi dan sangat cerdas dinegri ini.Tetapi karena tidak mempunyai komitmen kenegaraan yang cukup, mereka mengeruk sumber daya dan kekayaan negara, lalu pergi untuk memperkaya diri sendiri. Dan, begitu juga sebaliknya, mempunyai komitmen yang tinggi tanpa ditopang dengan kompetensi, keahlian, keterampilan, prilaku yang baik, hanya akan menjadi beban negara.***