Jakarta-BEDAnews.com
Kementerian Agama melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Islam melakukan Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara 5 Universitas Islam Negeri (UIN) dengan Universiti Utara Malaysia (UUM). MoU ini sebagai upaya dan langkah awal Kementerian Agama melaksanakan program Internasionalisasi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI).
Lima universitas yang menjalin kerja sama dengan UUM tersebut yakni UIN Sunan Gunung Djati Bandung, UIN Sunan Ampel Surabaya, UIN Raden Fattah Palembang, UIN Ar-Raniry Banda Aceh dan UIN Mataram
Prosesi penandatanganan MoU dari lima rektor UIN dan UUM disaksikan Dirjen Pendis Muhammad Ali Ramdhani, Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Ahmad Zainul Hamdi, Sekretaris Ditjen Pendis Rohmat Mulyana dan Kepala Biro HDI Setjen Kemenag Ahmad Fauzin.
MoU ditandatangani lima Rektor yakni Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Prof. Dr. H. Mahmud, Rektor UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, Prof. Akh. Muzakki, Rektor UIN Raden Fatah Palembang Prof. Dr. Nyayu Khodijah, Rektor UIN Mataram Prof. Dr. Masnun Tahir, M.Ag., dan Rektor UIN Ar Raniry Banda Aceh, Prof. Dr. H.Mujiburrahman.
Universitas Utara Malaysia (UUM) menjadi universitas pertama Malaysia yang terpilih menjalin kerjasama akademik dengan lima Universitas Islam Negeri (UIN) di Indonesia yang bernaung di bawah Kementerian Agama. Kerja sama antara Kemenag dengan UMM ini merupakan kerja sama kali pertama di bidang akademik dengan universitas terbaik di Malaysia.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Muhammad Ali Ramdhani mengatakan pendidikan bukan sekedar panggilan atau tugas konstitusi tetapi tugas bersama untuk menciptakan anak-anak masa depan bangsa. Menurutnya, perjalanan panjang pembangunan sebuah peradaban lanjutnya tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri. Pembangunan peradaban merupakan perjalanan jarak jauh yang membutuhkan kerja sama.
“Saya bangga dan bahagia hari ini saya duduk di sebuah forum yang sungguh mengingatkan tentang perlunya kerjasama dan kolaborasi di antara kekuatan-kekuatan dua bangsa dan semuanya kita persembahkan sebagai bagian dari impian untuk membangun peradaban yang lebih baik,” kata Ramdhani, Senin (29/5/2023).
Kang Dani sapaan akrabnya menambahkan bahwa rencana program kerja sama ini sebenarnya sudah lama dijajaki dan hari ini baru terwujud. “UUM merupakan salah satu dari 70 universitas terbaik di Asia yang kaya akan prestasi dan reputasi internasional. Jadi bukan tanpa alasan kami menjalin kerja sama dengan UUM,” tegas Kang Dani.
Sebagai tahap awal, kata Kang Dani, program kerja sama ini mengunakan skema beasiswa Indonesia Bangkit dengan mekanisme LPDP dimana masing-masing UIN dapat mengirim 20 mahasiswanya untuk mengikuti program ini. “Kami tergetkan di awal kerjasama ini kurang lebih sejumlah 100 mahasiswa,” ujarnya.
Vice Conselor UUM, Mohd Fo’ad Sakdan mengatakan pemilihan UUM menjadi sebuah pengakuan terhadap UUM di kancah internasional. Menurutnya, kerjasama akademik ini dapat memberikan peluang kepada mahasiswa Indonesia terpilih untuk memperoleh beasiswa untuk kuliah di UUM.
“Mahasiswa yang memenuhi syarat akan menerima beasiswa untuk melanjutkan studi dan mendapatkan pengalaman di tingkat internasional dalam upaya mengembangkan sumber daya manusia holistik, mempersiapkan pemimpin, pendidik yang profesional untuk masa depan bangsa,” katanya.
“Rombongan mahasiswa pertama yang disponsori kementerian melalui beasiswa ditargetkan mulai September 2023,” sambungnya.
Ia menambahkan pusat pendidikan dari UUM yang terlibat dalam kerjasama akademik ini adalah Ilmu Pendidikan Bisnis Islam, Ilmu Multimedia dan Teknologi Komunikasi dan Ilmu Pendidikan.
Direktur PTKI, Ahmad Zainul Hamdi dalam laporannya mengatakan proses kerja sama ini sudah jauh hari dilakukan oleh Dirjen Pendis Muhammad Ali Ramdhani dalam mewujudkan internasionalisasi PTKIN.
“Pada akhirnya tahun ini kita mengambil langkah sangat penting dengan menjalin kerjasama dengan UUM. Saya sudah pergi ke sana dan melihat langsung bagamana perguruan tinggi ini dikelola dengan baik. Meski berusia muda, UMM memiliki banyak prestasi dan reputasi internasional,” ujar Zainul.
“Kita memiliki 58 PTKIN. Lima PTKIN ini sebagian besar PTKIN besar yang kami miliki yang berkembang sangat baik. Ini langkah awal internasionalisasi PTKI dan kita berharap kerjasama bidang pendidikan ini biaa diperluas di masa-masa akan datang,” terangnya lebih lanjut.
Tampak hadir dalam forum Ini, Atase Malaysia Indonesia, KBRI Jakarta, Zulfadhli Bin Hamzah, dan Setiausaha Pertama, Wisma Putra, Kedutaan Besar Malaysia Jakarta, Gobinath Nadradjah,. Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Prof. Dr. H. Mahmud, Rektor UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, Prof. Akh. Muzakki, Rektor UIN Raden Fatah Palembang Prof. Dr. Nyayu Khodijah, Rektor UIN Mataram Prof. Dr. Masnun Tahir, M.Ag. dan Rektor UIN Ar Raniry Banda Aceh, Prof. Dr. H.Mujiburrahman.***( Khadafi)