“Sebagian yang datang ke kami, diperberat dengan kondisi ini pandemi COVID-19. Jadi pandemi mereka tidak kemana-mana. Orang tua awalnya memberikan kelonggaran, karena berpikir kalau enggak main game, mau ngapain. Awalnya dari situ, tapi lama-lama pemakaian enggak terkendali, akhirnya jadi adiksi,” bebernya.
Fenomena generasi kecanduan gadget bukan terjadi dengan sendirinya. Industri hiburan yang menyuguhkan berbagai macam kesenangan membuat fasilitas menuju kecanduan itu ada. Sistem kapitalisme yang menjadi platform ekonomi bangsa menjadikan bisnis hanya berorientasi pada profit. Tak peduli barang atau jasa tersebut haram atau menimbulkan mudarat, selama menghasilkan benefit, bisnis tersebut sah di negeri ini.
Begitu pun fitur-fitur gadget dan aplikasi game online yang menjamur, kontennya hanya menyuguhkan kesenangan unfaedah. Bisnis yang membuat candu, malah seolah sengaja disuntikkan kepada generasi. Karena generasi adalah huge market bagi bisnis ini, kecanduan di mata pebisnis ala kapitalis dimaknai sebagai cara dalam menjaga loyalitas konsumennya.