INDRAMAYU,- Kehadiran paham “radikal” dan “fasis” dalam beragama menjadi corak gerakan yang bertendensi merusak tatanan kebangsaan.
Aliansi Milenial Tasikmalaya yang terakomodir oleh kesadaran bersama menginisiasikan gerakan-moral penolakan terhadap isme-isme yang bertentangan dengan sosial-kultur warga negara indonesia,
“Kami menekankan kembali kepada seluruh Warga Negara Indonesia khususnya umat Islam harus kembali menilisik soal kesejarahan, bagaimana umat bersatu untuk kemerdekaan negara Indonesia,” kata koordinator Front Anti Radikalisme dan Intoleran Indramayu, Muhammad Toha, Kamis (24/12).
Menurutnya, penekanan terhadap konstruksi-historis merupakan acuan dasar untuk penolakan terhadap segala bentuk gerakan-gerakan yang membahayakan keutuhan dan kesatuan negara republik indonesia, seperti, sparatisme, fasisme dan radikalisme yang hari ini tumbuh subur dalam wadah organisasi yang berbasis keagamaan.