Fahmi berharap, kedepannya para pemuda maupun pemudi turut berperan aktif dalam perpolitikan Tanah Air, bukan sekedar mengampanyekan seorang calon pemimpin atau memilih di TPS.
Dia menginginkan 10 atau 20 persen dari jumlah anak muda di Indonesia bisa ikut dalam pembangunan nasional dengan menempati jabatan strategis.
“Maka itu, kami memberikan politik bagi anak muda tapi dengan kemasan yang lebih segar, lebih baru, seperti konsep sociopreneur. Ini untuk mengombinasikan konsep yang relevan dengan substansi bahwa anak-anak muda itu penting untuk mengerti mengenai sistem pemerintahan atau politik, sehingga saat menyampaikan kritik tidak subjektif,” tandasnya. [*]