Al Imam Mabruri rahimahullah ta’ala menyatakan, maksud dari sabda Nabi tersebut adalah harta punya “kesesatan” dan “kemaksiataan” masing-masing dan ummat diberi ujian oleh Allah dengan harta.
Maksudnya, harta itu bisa menyebabkan kita menjadi lalai, tidak lagi fokus beribadah, dan tidak fokus saat membaca Al-Quran karena memikirkan harta saja, dan akhirnya menggadaikan semua ibadah untuk mendapatkan harta hingga lupa akan urusan akhirat.
Dalam surat Al-Fajr, ayat 20, disebutkan, “Dan kamu mencintai harta benda secara berlebihan”. Ditambahkan oleh Nabi: “Seandainya manusia diberi satu lembah penuh dengan emas, dia tentu ingin lagi yang kedua. Jika dia diberi yang kedua, dia ingin lagi yang ketiga.”
Dalam kaitan ini, banyak orang yang gagal dalam menghadapi ujian harta. Sedikit sekali mereka yang bersyukur kepada Allah yang nikmatnya tak terhitung oleh ‘kalkulator’ manusia. Maka kata Allah, orang-orang yang berkualitas dan yang bersyukur itu sedikit.