Proses memasak dilakukan di dapur yang dikelola oleh tenaga kerja dari masyarakat sekitar.
“Kami memastikan bahan pangan yang digunakan berasal dari petani dan peternak lokal, sehingga mereka memiliki kepastian pasar. Sebagai contoh, satu dapur MBG bisa menyerap hingga 3.000 butir telur dan ratusan kilogram beras setiap harinya,” jelas Alfa Riza, Tenaga Ahli Sistem dan Tata Kelola BGN.
Kendati program ini telah berjalan di beberapa wilayah, tantangan masih dihadapi, khususnya dalam hal distribusi ke daerah-daerah terpencil. Pemerintah berkomitmen mencari solusi agar makanan bergizi bisa merata hingga ke pelosok negeri.
Dengan sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta dukungan aktif masyarakat, program Makan Bergizi Gratis diharapkan terus berkembang dan menjadi solusi berkelanjutan dalam mencetak generasi emas yang unggul dan berkualitas, sesuai dengan cita-cita Indonesia Emas 2045.