“Presiden, dan Gubernur tepilih saja sudah memberikan contoh bagaimana negara harus dikelola dengan prinsip efisiensi dan harus menyayangi rakyat kecil. Kalo sampe ada rakyat kecil yang tersakiti, dapat diskriminasi karena tidak ikut lalu tidak dapat tambahan nilai. Sekolah dan Dinas akan kami evaluasi,” bebernya.
Menurutnya, yang punya uang silahkan ikut, yang tidak punya dana diganti saja dengan karya tulis atau tugas-tugas lain yang pada prinsipnya memahami kekayaan budaya Bangsa Indonesia. Tapi jangan ada pemaksaan, jangan ada diskriminasi.
Seperti dilansir dari dobrak.com, meski rencana study tour SMP Negeri atau SMPN 2 Bandung tersebut mendapat penolakan dari orang tua siswa (ortusis), tapi pihak panitia study tour terus merayu ortusis agar mengikutsertakan anaknya dalam kegiatan kunjungan ke beberapa obyek wisata di Pulau Dewata. **