*Bantuan Manajemen*
Petambak udang yang memiliki lahan di Bengkulu, Hendrikus terkesan dengan PT. PAP. Ia sendiri mengakui belum berhasil. Mengawali bisnis tambak udang tahun 2015. Semua fasilitas dinilainya sudah OK. Di atas lahan 65 hektare telah dibangun infrastruktur yang memadai. Dari lahan seluas itu, 30 hektare di antaranya dibagi menjadi 80 kolam tambak udang vaname.
Tempat bagus, air bagus, tandon bagus, full karpet, listrik 4 megawatt plus cadangan genset. Bahkan dilengkapi laboratorium, naik turun barang menggunakan forklift. Tapi toh hasilnya hanya di kisaran 18 ton per hektare. Sangat jauh jika dibandingkan hasil PT. PAP.
“Saya kira ada _miss management._ Nah kebetulan saya berteman dengan pak Doni. Dan beliau akhir-akhir ini sering bicara tentang udang, jadi saya minta saran beliau,” katanya.












