Ke depan, AS di bawah Trump akan memfokuskan kepada perdagangan bilateral, meningkatkan anggaran militer dan lebih keras terhadap China. Trump juga menjadi pendukung kuat Israel dalam konflik di Timur Tengah, termasuk pada masa Trump pula Yerusalem diakui AS sebagai ibu kota Israel.
*Neo konservatif*
Sementara itu, Ella Syafputri Prihatini PhD dari Program Studi Ilmu Politik FISIP UMJ, memberikan pandangan tentang tren pemerintah AS yang lebih konservatif, bahkan disebut sebagai neo-konserfatif 2.0, yang akan lebih memfokuskan kepada kepentingan AS di dalam dan luar negeri.
Ella menyebutkan, Marco Rubio yang ditunjuk sebagai Menteri Luar Negeri. Dia dikenal sebagai orang yang bersikap keras kepada China dan Iran.
Dalam khasanah studi internasional, lanjutnya, kebijakan yang bersifat neo konservatif memiliki kecenderungan menyelesaikan masalah secara militer, selain munculnya penggunaan kekuatan yang lebih banyak serta diterapkannya liberalisasi ekonomi.











