BEDAnews, Bandung
Dinas Olah Raga dan Pemuda (Disorda) Propinsi Jawa Barat, tahun ini memiliki 24 kegiatan yang beberapa diantaranya akan dilaksanakan dalam waktu dekat yaitu kegiatan Coaching Clinic Kecabangan Olah raga untuk guru-guru pesantren, dan kegiatan Festival Olah Raga Tradisional.Menurut Kepala Bidang Keolahragaan Disorda Jabar, Kamarul Bachri, kedua kegiatan tersebut akan dilaksanakan bulan Mei 2012. Kegiatan Coaching Clinic akan diperuntukkan bagi 156 guru pesantren dari seluruh kab/kota di Jawa Barat.
Kegiatan ini memang bukan untuk prestasi tetapi lebih diarahkan guna meningkatkan keolahragaan masyarakat, sehingga masyarakat Jawa Barat yang berolah raga akan terus meningkat jumlahnya. Adapun cabang olah raga dalam coaching clinic itu diantaranya voley ball, sepak takraw, Basket, Tenis meja, dan tenis lapangan.
Melalui kegiatan tersebut, diharapkan masyarakat Jawa Barat yang melakukan olah raga terus meningkat tiap tahunnya. “Tahun 2013 Disorda mentargetkan 30 % masyarakat Jawa Barat melakukan olah raga. Saat ini baru sekitar 23,7 % . Dengan terus meningkatnya masyarakat Jawa Barat yang berolah raga, maka masyarakat Jawa Barat akan semakin sehat dan produktif”, jelas Kamarul.
Selama ini lingkungan pesantren jarang disentuh oleh kebijakan dari dinas teknis yang berkaitan dengan aktivitas olah raga. Oleh karenanya Disorda Jawa Barat mulai tahun ini menggulirkan program ke lingkungan pesantren. Tentu saja berkoordinasi dengan Kanwil Agama Jawa Barat, mengirimkan surat ke Kandepag kab/kota untuk diteruskan ke pesantren-pesantren yang ada di kab/kota masing-masing, papar Kamarul.
Rencananya kegiatan coaching clinic akan dipusatkan di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Di UPI itu, fasilitas untuk penginapan maupun sarana olah raganya sudah memadai. Melalui pemusatan kegiatan di UPI, maka mobilitas peserta dari tempat menginap ke tempat kegiatan olah raga tidak terlalu jauh. Hal ini akan lebih efektif dan efisien daripada mereka diinapkan di hotel-hotel yang jangkauannya cukup jauh dari tempat olah raga. Begitupun instruktur/narasumber diambil dari dosen-dosen jurusan olah raga di UPI. Mereka lebih kompeten untuk memberikan coaching clinic.
Kamarul juga mengemukakan, respon dari lingkungan pesantren untuk kegiatan ini cukup bagus. “Dengan demikian sasaran 156 guru pesantren untuk ikut didalam kegiatan coaching clinic itu optimis akan tercapai,” tegas Kamarul.
Pada bulan yang sama yaitu Mei 2012, kata Kamarul, ada juga program Festival Olah Raga Tradisional yang tempatnya di Maluku. “Olah raga Tradisional unggulan dari setiap kab/kota di Jawa Barat akan diikut sertakan pada festival ini. Meskipun sifatnya festival dan bukan diarahkan untuk olah raga prestasi, namun dari kegiatan ini akan dipilih yang terbaik, sehingga festival ini akan lebih mendorong kab/kota untuk terus membina dan mengembangkan olah raga tradisional unggulannya sebagai sarana, selain melestarikan olah raga tradisional, juga membudayakan kegiatan olah raga”, tutur Kamarul.
Melalui rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan Disorda Jabar sepanjang tahun 2012, diharapkan upaya membudayakan olah raga masyarakat Jawa Barat akan dapat tercapai. “Dengan demikian olah raga manjadi kebutuhan dan kebiasaan, yang pada gilirannya akan mendorong masyarakat Jawa Barat ke arah yang sehat dan produktif. “Tentu juga kegiatan olah raga yang mengarah ke prestasi menjadi tanggung jawab Disorda. Dengan demikian Disorda Jabar mengemban dua tujuan yaitu membudayakan olah raga dan mewujudkan prestasi”. (teddy)