Hal ini senada dengan apa yang disampaikan Kisworo Dwi Cahyono Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kalsel, Ia berpendapat bahwa penyebab banjir akibat aktivitas pertambangan batu bara dan perkebunan sawit. Banjir tidak akan terjadi jika hutan sekunder dan hutan primer, sebagai resapan air, tidak tergusur oleh aktivitas tambang dan perkebunan.
Berkaca pada berbagai peristiwa bencana alam yang menimpa negeri ini. Selayaknya membuat kita sadar sampai kapankah eksploitasi alam terus terjadi? Tentu selama sistem kapitalisme sekularisme bercokol di negeri ini, maka defisit ekologi tak dapat dihindari. Sistem kapitalisme yang berasas kepada manfaat, dan sekularisme yang memisahan agama dari kehidupan, telah nyata menghantarkan kepada keserakahan. Kapitalisme melegalkan individu, kelompok, swasta, kaum kapitalis untuk menguasa lahan. Atas alasan ekonomi, eksploitasi lahan yang berlebihan seolah dibiarkan. Akhirnya berbuah bencana di mana-mana. Defisit ekologi sebagai buah dari kebijakan pengelolaan sumber daya alam yang eksploitatif.