Betapa miris melihat fakta defisit ekologi. Tragedi banjir yang melanda Kalimantan Selatan menunjukkan bukan semata karena curah hujan yang ekstrim. Hal ini disampaikan sejumlah aktivis lingkungan Tirto.id (20/01/2021) melansir bahwa bencana yang terjadi di Kalimantan Selatan disebabkan kerusakan ekosistem, akibat pembukaan lahan hutan untuk tambang dan perkebunan sawit.
Berdasarkan laman yang sama, koordinator Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Merah Johansyah mengungkapkan bahwa banjir Kalsel terjadi karena eksploitasi berlebihan sehingga alam rusak. “Ekosistemnya memang dirusak oleh perizinan tambang dan sawit. Kawasan-kawasan yang punya fungsi ekologi terganggu, semisal kawasan gambut, hulu, badan sungai, dan kawasan karst,” ujar Merah, kepada reporter Tirto, Alfian Putra Abdi, pada Senin (18/1/2021).