Begitulah Dewi memulai bisnisnya dari rumah orang tua di gang sempit. Padahal, dulu sambil sekolah Dewi juga jual penganan. Dewi kecil pergi dan pulang sekolah selalu naik becak. Sekolah sambil bisnis jualan jajanan sekolah. Secara kasatmata, ibundanya terkesan mengeksploitasi anak dengan menyuruhnya bekerja. Tetapi bila ditelusuri, maknanya dalam dan jauh ke depan. Yaitu filosofi mencetak anak mandiri sejak usia dini.
Demikian juga halnya dengan naik becak bukan sekedar naik becak. Saat teman-temannya berjalan kaki pergi ke sekolah terkesan tidak toleransi, bukan pula ibundanya mengajarkan kesombongan. Tapi dibalik itu semua, Hj. Emar Maryati, ibundanya, menanamkan sikap selalu jadi kaya walau kehidupannya bukan dari kalangan berada.