Dua sisi berbeda, “mandiri” dan “jadi kaya” antara keprihatinan dan kemanjaan kasih sayang seorang ibu menjadi satu. Hal itu membentuk karakter anak yang begitu mengakar dan terpatri dalam otak dan sikapnya. Bahwa untuk hidup enak dan punya uang harus bekerja keras. Untuk bisa memberi harus punya punya uang. Terbukti dengan itu Dewi punya uang saku lebih dibandingkan dengan teman-teman sebayanya. Begitu lulus bisa bekerja dan menghasilkan uang. Sejak remaja Dewi memang seakan ditakdirkan menjadi “mesin uang” yang bisa digunakan untuk dirinya, orangtua, saudara dan sesama. (Siti Sundari-bersambung)