KAB. BANDUNG || bedanews.com — Menerapkan strategi Kampanye dalam Pemasaran Politik,
Menurut Nursal (2004) seperti dilansir dari internet, terdapat beberapa strategi, yaitu: Kampanye Media Massa, Door to Door, Berbasis pada Kegiatan Masyarakat, penggunaan materi iklan, penggunaanTeknologi Informasi dan Komunikasi, Menjalin hubungan dengan elite masyarakat, dan kampanye negatif.
Dari semua strategi yang dijalankan saat ini, ada kecenderungan lebih bersifat pada intervensi partai yang mengagungkan hasil survey, entah sumbernya darimana kita tidak mengetahui, yang menyatakan jumlah prosentase perolehan dukungan partai yang melebihi partai lainnya. Apakah pernyataan itu bisa begitu saja dipercaya serta dijadikan suatu pegangan, nyatanya masih banyak keraguan untuk menyimpulkannya kebenarannya.
Seperti dikatakan Politisi Senior, H. Amien Rais, beberapa waktu lalu, kalau Politik itu bersifat Dinamis yang artinya bukan Salah dan Benar, melainkan bisa menang dan tak kalah. Itu akan terus terjadi sebagai pemenuhan hasrat untuk bisa meraih kemenangan dengan cara apa pun.
Biasanya strategi untuk memenuhi hal tersebut, dengan melakukan kampanye negatif. Sementara Kampanye negatif mempunyai artian sebagai strategi kampanye politik yang dilakukan dengan cara menyerang lawan politik melalui pesan-pesan negatif atau mencoba menampilkan kelemahan dari lawan politik. Tujuannya adalah untuk mempengaruhi opini publik dan mengurangi dukungan untuk lawan politik. Namun, kampanye negatif sering kali dianggap sebagai taktik yang tidak etis dan dapat menimbulkan reaksi negatif dari publik.
Lalu bagaimana cara berkampanye yang sehat itu, Nursal menjelaskan, ada beberapa instrumen yang bisa dipergunakan, seperti,
1. Kampanye media massa adalah upaya kampanye politik yang dilakukan melalui media massa seperti televisi, radio, surat kabar, dan media sosial. Tujuan dari kampanye media massa adalah untuk mencapai publik yang lebih luas dan membangun citra positif bagi kandidat atau partai politik.
2. Kampanye dari pintu ke pintu (door to door) adalah strategi kampanye politik yang dilakukan dengan mengunjungi rumah ke rumah untuk bertemu dengan pemilih potensial. Tujuan dari kampanye ini adalah untuk membangun hubungan personal dengan pemilih dan mengidentifikasi isu-isu yang penting bagi mereka.
3. Kampanye yang berbasis pada kegiatan masyarakat adalah upaya kampanye politik yang dilakukan melalui partisipasi dalam kegiatan-kegiatan masyarakat seperti acara sosial, olahraga, dan kegiatan keagamaan. Tujuannya adalah untuk membangun hubungan dengan masyarakat dan memperkenalkan kandidat atau partai politik kepada mereka.
4. Penggunaan materi iklan seperti poster, spanduk, dan brosur adalah strategi kampanye politik yang bertujuan untuk menjangkau publik yang lebih luas dan meningkatkan kesadaran publik tentang kandidat atau partai politik.
5. Penggunaan Teknologi imInformasi dan Komunikasi (TIK) seperti internet, media sosial, dan pesan singkat adalah strategi kampanye politik yang efektif untuk mencapai pemilih muda dan pemilih yang lebih terkoneksi dengan teknologi. Tujuannya adalah untuk membangun kampanye yang interaktif dan memperkuat interaksi antara kandidat atau partai politik dengan pemilih.
6. Menjalin hubungan dengan elit masyarakat seperti tokoh agama, tokoh masyarakat, dan pengusaha dapat membantu kandidat atau partai politik membangun citra positif dan meningkatkan dukungan dari segmen tertentu dalam masyarakat.
Instrumen mana yang akan dipilih semuanya pasti berorientasi demi meraih suara dan tentunya bisa menang. Begitu juga dengan kampanye negatif yang tidak jelas sumbernya bisa juga memperoleh kemenangan meski caranya itu tidak lazim.***