Namun, ia mengakui salah satu kendala dalam mengolah sampah adalah sampah residu seperti kaca, pecahan lampu, termasuk plastik-plastik. Sebab untuk pengolahan sampah residu itu pihaknya belum memiliki sarananya seperti mesin atau apapun yang bisa mengolah sampah sampai habis.
“Ada juga dekat wilayah kami yang mengolah sampah residu itu dengan sistem pembakaran secara manual. Tapi ternyata setelah dicoba, belum tepat di lingkungan kami karena wilayahnya terlalu padat penduduk. Khawatir nanti malah berdampak negatif pada lingkungan, padahal niat awalnya justru ingin mengolah sampah tapi malah menyembuhkan masalah lain,” ungkapnya.
Oleh karena itu, ia berharap bisa berkolaborasi dengan RW yang mempunyai sarana untuk mengolah sampah residu dengan lebih baik.