Oleh: Sugiyanto (SGY)-Emik (Ketua Masyarakat Pemerhati Jakarta Baru (KATAR)
JAKARTA || Bedanews.com – Pertama-tama, saya ingin menegaskan bahwa saya telah lama mengikuti perkembangan 153 pasar tradisional di Jakarta sejak era Gubernur Fauzi Bowo (Foke). Saya bahkan pernah mengunjungi hampir semua pasar tradisional tersebut.
Saat itu saya aktif berbicara mengenai pasar tradisional melalui lembaga Masyarakat Pemantau Kebijakan Eksekutif dan Legislatif (Majelis), baik sebagai Ketua maupun Direktur. Rekam jejaknya masih ada, salah satunya saat pembongkaran Pasar Koja pada 2009, ketika saya terlibat aktif melakukan advokasi kepada pedagang. Berita terkait hal itu dapat dilihat di Kompas (29 Januari 2009) dengan kata kunci “Terinjak-injak Sepatu Lars.”