KOTA BANDUNG. BEDAnews.com — Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman menghadiri Acara bertajuk _Sataun Lalampahan (Setahun Perjalanan) Majelis Musyawarah Sunda (MMS)_ di Bumi Aki Heritage Bandung, Minggu (13/7/2025).
Dalam acara tersebut, Herman mengajak para inohong atau sesepuh tokoh masyarakat Sunda yang terhimpun dalam MMS untuk bersama membangun Jawa Barat. Salah satunya dengan memberi saran dan nasihat terkait isu-isu pembangunan di Jabar.
“Kami atas nama Pemda Provinsi Jawa Barat menyampaikan ucapan selamat hari ulang tahun yang pertama untuk Majelis Musyawarah Sunda yang satu tahun lalu didirikan oleh para sesepuh tokoh Jawa Barat di Gedung Sate dan sekarang menginjak tahun pertama,” tutur Herman.
Herman menuturkan, dalam perspektif budaya Sunda _Tri Tangtu Di Buana_, tata kelola pemerintahan efektif yang berdampak terhadap kesejahteraan dapat terwujud apabila tiga pemangku kepentingan bahu-membahu.
Adapun tiga unsur pemangku kepentingan antara lain _Prabu, Resi, Rama_. _Prabu_, kata Herman, adalah representasi dari unsur pemerintahan. _Resi_ adalah para cendekiawan termasuk para inohong, sesepuh, pinisepuh. Lalu _Rama_ adalah segenap warga masyarakat.
“Jadi kalau ingin Jawa Barat maju, kalau ingin Jawa Barat istimewa, yang diakhiri dengan _gemah ripah repeh rapih,_ maka ketiga pemangku kepentingan ini harus bahu-membahu,” ucap Herman.
“Pemerintah, para sesepuh, para cendekiawan, dan warga masyarakat untuk membangun Jawa Barat tentu di segala bidang,” imbuhnya.
Menurut Herman, sejumlah inohong Sunda sudah masuk ke level internasional, sehingga para tokoh yang punya jam terbang, tentu punya kapasitas untuk memberikan saran, pandangan termasuk pendampingan bagi pembangunan Jabar.
“Kami butuh pandangan para inohong sesepuh dalam mengakselerasi pembangunan di Jawa Barat. Karena hari ini ke depan tidak ada superman, yang ada adalah super team,” ucapnya.
“Jadi yang tadi tiga unsur, tiga komponen _Tri Tangtu Di Buana_ ya harus kompak. Karena tentu kami membuka diri, masukan saran dari semua pihak, bahkan kritik, dari sesepuh khususnya, dari pinisepuh, demikian juga dari segenap warga masyarakat. Kritik bagi kami adalah suplemen,” tambahnya.@