BANDUNG, BEDAnews.com – Tidak terima telah dijadikan sebagai tersangka dan ditahan atas kasus suap sebesar Rp. 10,5 Milyar kepada Bupati Bekasi Neneng Hashanah Yasin, untuk memuluskan proyek perizinan Meikarta, yaitu Izin Pengunaan Pemanfaatan Tanah (IPPT), Mantan Presiden Direktur PT. Lippo Cikarang. Tbk Bartholomeus Toto terus melakukan perlawanan.
Setelah mempraperadilkan tuduhan dan penahanannya oleh KPK, serta melaporkan orang yang menuduhnya telah melakukan tindak pidana suap Edy Dwi Soesianto, (Kepala Divisi Land Acquisition Permit PT Lippo Cikarang), kini Bartholomeus Toto mempublish tiga buah video lewat akun Vlog Youtube pada Sabtu (30 November 2019).
Video pertama ‘Toto dan Meikarta’, kedua ‘Babak baru kasus Meikarta episode rekayasa, dan video ketiga bertajuk ‘Bedah kasus kenapa saya ditersangkakan’.
Di video pertama, dengan judul ‘Toto dan Meikarta’. Toto berbicara bahwa KPK telah menuduh dirinya memberikan uang suap sebesar Rp10,5 Milyar kepada mantan Bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin, agar Izin Pengunaan Pemanfaatan Tanah (IPPT) yang diajukan PT Lippo Cikarang Tbk, berjalan mulus.
“Tujuan dan alasan membuat Vlog, agar anak-anak saya, keluarga besar, kerabat dan teman-teman supaya mengetahui fakta sebenarnya yang terjadi dan prinsip-prinsip yang saya yakini,” ujar Toto dalam video tersebut.
Dalam video tersebut, Toto juga ingin, teman-teman sesama profesional, khususnya para eksekutif dan komunitas Jepang, dan siapapun yang bekerja dan melakukan investasi di Indonesia, bisa mengetahui resiko-resiko yang bisa terjadi.
“Selain itu, video juga untuk menjaga nama baik almarhum orang tua saya, yang sudah mendidik saya untuk selalu jujur, terus berjuang tanpa kompromi, menjunjung kebenaran, dan senantiasa berserah kepada Tuhan,” tuturnya lagi.
Lelaki yang pernah berkarier selama 30 tahun di PT Lippo Cikarang Tbk, lebih lanjut mengatakan. Sejak lulus kuliah karirnya diawali dengan bekerja di Lippo Bank sebagai seorang account officer, lalu setelah menjabat berbagai macam posisi dan jabatan akhirnya, Toto menjabat salah satu direksi di Lippo Bank.
Toto menyebutkan hampir 90% karir dirinya di bidang perbankan khususnya di bidang teknologi operasional di cabang-cabang. Kontribusi terakhir di perbankan Lippo Grup mendirikan Ovo Bank yang izin e-money nya digunakan Ovo.
Dalam RUPS Luar Biasa (LB) tahun 2016, Toto diangkat menjadi Presiden Direktur PT. Lippo Cikarang Tbk. Reaksi pertama, saat diangkat menjadi Presiden Direktur PT. Lippo Cikarang Tbk ,disebutkannya pihaknya keberatan, karena property bukanlah bidang keahliannya. Diakuinya dirinya bukan tidak mau belajar tetapi .
“Saya tidak memiliki pengalaman sama sekali dibidang property, sementara tanggung jawab yang diemban begitu besar, “ jelas Toto..
Berangkat dari garapan properti yang bukan bidangnya, kini dirinya ditetapkan jadi tersangka dan ditahan KPK yang sudah satu pekan lalu. Toto, dianggap menyerahkan uang Rp 10,5 Milyar pada Neneng Hasanah Yasin via Kepala Divisi Land Acquisition Permit PT Lippo Cikarang, Edy Dwi Soesianto. Neneng sudah divonis bersalah dalam kasus suap tersebut pada mega proyek Meikarta.
Pada 14 Januari 2019, Edy menyebutkan, Toto menerima uang dari Melda Peni Lestari selaku sekretaris direksi PT Lippo Cikarang senilai Rp 10,5 Milyar sepengetahuan Toto. Uang itu setelah sebelumnya, diminta ajudan Neneng yang meminta imbalan atas pengurusan IPPT.
“Saya ditanya apakah pernah saya sebagai presdir keluarkan uang tidak resmi Rp 10,5 Milyar. Saya jawab tidak pernah. Lagian, sebagai perusahaan publik yang keuangannya diaudit dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), mana mungkin saya keluarkan uang tidak resmi sebesar itu. Saya juga tidak punya otoritas untuk menganggarkan uang di luar yang sudah dianggarkan,” kata Toto. @ rilher