BANDUNG, BEDAnews.com – Public relations, atau diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia menjadi hubungan masyarakat (humas), memegang peran vital bagi organisasi. Fungsinya sebagai “strategic management function” menjadi kunci dalam menjaga kesepahaman (mutual understanding) antara organisasi dengan publiknya.
Hal itu diyakini oleh Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna. Menurutnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung memandang posisi humas tidak sekadar menjadi penyampai informasi kepada masyarakat tetapi juga mendorong akselerasi pembangunan. Termasuk menebarkan optimisme dan rasa tenang kepada warga.
“Pemerintah yang baik itu adalah pemerintah yang memberikan informasi membahagiakan. Supaya warga masyarakat itu tenang. Tenang adalah modal dari kesejahteraan yang ingin didapat masyarakat,” ungkap Ema saat membuka Diskusi Terpumpun (Focus Group Discussion) Kehumasan bersama Tim Kehumasan Kota Bandung di Hotel Papandayan, Rabu (4/9/2019).
Ia menyebut, ada lima sikap yang harus dimiliki humas agar bisa bekerja dengan baik. Sesuai namanya, sikap-sikap tersebut diambil dari inisial humas itu sendiri.
“H itu happy. Orang humas itu harus happy dan humanis. Happy itu menurut saya modal, kalau ke kantor tidak dalam keadaan happy, bekerja tidak akan maksimal,” ujarnya.
Ema mendeskripsikan humanis sebagai sikap ramah tamah. Sebisa mungkin seorang humas bisa memberikan kenyamanan kepada sekitarnya.
“U-nya bagi saya adalah ‘urgent’, penting. Apa yang disampaikan itu memang sesuatu yang dibutuhkan supaya rakyat itu cerdas. Tahu apa yang sedang dikerjakan pemerintah kota ini,” jelasnya.
Sedangkan ‘M’ berarti manfaat. Ia ingin semua yang disampaikan humas memberikan manfaat dan dampak positif.
“A–nya aktual dan analitik. Aktual, tidak dianalisa bisa juga salah,” tuturnya.
Ia menerangkan, humas harus memiliki basis data yang baik, kemampuan analisis yang mumpuni, dan kapasitas riset yang memadai sehingga bisa memberikan masukan yang tepat bagi pimpinan. Sebagai penasehat komunikasi pimpinan, humas harus membantu pimpinan untuk mengambil keputusan yang tepat.
Sedangkan ‘S’ bermakna supel atau mudah bergaul. Menurutnya, kemampuan membangun relasi yang baik dengan berbagai pihak menjadi modal penting dalam menjalankan tugas humas. Ia tidak boleh berpikiran tertutup dan menjauh dari sumber-sumber informasi.
“Saya termasuk orang yang mengagumi ‘style’ dan gaya orang humas. Bajunya santai, rileks, bawa kamera, dan sudah siap dengan segala sesuatu. Sepatunya juga santai dan siap untuk masuk ke medan tempur. Kelihatannya harus seperti itu,” ucapnya.
Pada diskusi tersebut dihadiri oleh 100 orang. Peserta diskusi merupakan humas di tiap-tiap instansi pemerintah di Kota Bandung. Mereka adalah jejaring kehumasan yang siap melaksanakan tugas dan fungsi humas hingga ke wilayah-wilayah.
Sementara itu, Kepala Bagian Humas Setda Kota Bandung, Sony Teguh Prasatya mengatakan, jejaring ini merupakan kekuatan humas agar setiap informasi bisa diseminasi dengan lebih integratif. Ia menaruh harapan besar, tim ini bisa memberikan daya dukung positif bagi Pemkot Bandung.
“Kita adalah diseminator, dan fasilitator kehumasan di Kota Bandung, di instansi masing-masing. Kita adalah satu korps, satu tim yang akan menjaga nama baik Kota Bandung,” ujarnya. (Alief)