Tetapi dengan penyebaran virus corona berada di dalam Lapas untuk sekarang belum memastikannya Kemungkinan besar penularan terjadi dari orang yang berasal dari luar lapas dan pada dasarnya para napi selalu berada di dalam lapas.
“Dinas Kesehatan masih terus menelusuri awal mula terpaparnya puluhan napi di dalam Lapas Tasikmalaya tersebut dan kemungkinan bisa dari pengunjung, petugas, dan lainnya. Kami juga butuh waktu untuk menelusurinya, apalagi penghuni di lapas berbagai macam daerah dan bukan hanya dari Tasikmalaya,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Lapas (Kalapas) Kelas II B Tasikmalaya, Davi Bartian mengatakan, beberapa hari petugas Dinas Kesehatan telah melakukan swab kepada seluruh Napi tetapi untuk sekarang masih belum menerima laporan, Namun hasil swab pertama itu telah dilakukan kepada 320 orang Napi dan hasilnya belum diterimanya.
“Akan tetapi kami selama ini masih tetap tunggu dan mudahan tidak ada yang heboh dalam kasus tersebut. Kejadian itu, awalnya terdapat dari seorang Narapidana mengeluh kehilangan fungsi indra penciuman dan petugas kemudian melakukan swab kepada yang bersangkutan dan hasil dinyatakan negatif,” katanya.
Menurutnya, pihaknya tidak mau ambil risiko dalam penyebaran virus korona yang terjadi sekarang ini dan Lapas sendiri telah langsung menginstruksikan agar seluruh napi di dalam Lapas Tasikmalaya supaya mereka menjalani swab massal terhadap warga binaan dengan jumlah 346 orang.
“Kami belum bisa memastikan penyebab awal masuknya penyebaran virus korona ke dalam lingkungan Lapas Kelas II B. Akan tetapi, bisa saja terjadi dari barang titipan karena selama ini virus tersebut juga bisa menempel kepada barang bawaan atau mungkin dari pegawai tapi protokol kesehatan di dalam Lapas juga diperketat dan mereka semua harus memakai masker, jaga jarak dan tetap mencuci tangan,” pungkasnya.(noer)