Oleh: Ahmad Rusdiana, (Guru Besar Manajemen Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung).
PENYEBUTAN Ramadan sebagai bulan penuh ampunan itu berdasarkan hadist dari rasulullah SAW., berbunyi: “Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadan dengan keimanan dan keikhlasan, akan diampuni segala dosa-dosanya”. (HR.Bukhori-Muslim). Tegasnya bahwa bulan Ramadan merupakan “bulan amnesti/pengampunan” besar-besaran. Maghfiroh/ampunan sesungguhnya termasuk kebutuhan penting setiap manusia, Karena dalam sebelas bulan yang lalu mungkin tidak terpikirkan betapa banyak mengerjakkan kemaksiatan dan kelalaian yang terhitung dosa: (1) melalaikan sholat dan puasa (mendahulukan yang lain atau bahkan meninggalkannya sama sekali). (2) Jarang membaca Al-Qur’an dan bershalawat. Mulut digunakan untuk urusan yang tak jelas, menggunjing orang lain, melukai hati orang, mengeluarkan kata-kata kotor. (3) Lupa bersyukur akan nikmat Allah. (4) Jarang beramal sholeh, menolong fakir miskin atau orang tua/saudara/kerabat yang kekurangan dan butuh bantuan; (5) Banyak melakukan maksiat, durhaka/melawan orang tua, sering dusta, makan/minum yang haram; perbuatan tidak baik dalam pergaulan, mencari rizki dengan cara-cara kotor dan tidak terpuji, dsb.
Untuk itulah, Allah SWT., menyedikan keistimewaan 10 hari kedua bulan Ramadan salah satunya adalah, daoa dikabulkan oleh Allah SWT. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, dimana ia berkata bahwa Rasulullah SAW Bersabda: “Awal bulan Ramadhan adalah Rahmat, pertengahannya Maghfirah, dan akhirnya ‘Itqun Minan Nar (pembebasan dari api neraka)” Kalau demikian, lantas apa saja yang perlu kita lakukan agar mendapatkan ampunan/Maghfiroh dari Allah SWT.:
Pertama:Hindari Godaan Duniawi; Menghidari atau menjaga dari godaan duniawi; Melaksanakan rangkaian ibadah bulan Ramadan di 10 hari kedua, artinya orang tersebut mampu menahan dan menjauhkan diri dari godaan duniawi yang berlebihan. Godaan duniawi yang dimaksud seperti mementingkan urusan dunia dibandingkan ibadah. Misalnya mengobrol dengan teman-temannya dengan alasan buka puasa bersama. Contoh lain, tidak melaksanakan salat tarawih karena sibuk menyiapkan keperluan Lebaran.
Kedua: Wujudkan Rasa Syukur; Menjalankan ibadah puasa merupakan bukti bahwa manusia bersyukur, sebab tidak semua orang diberi nikmat mendapat umur dan kesempatan untuk menjalankan ibadah Ramadhan di 10 hari kedua. ”Beribadah kepada Allah SWT disertai dengan niat dalam bentuk menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa dari sejak terbit fajar shadiq hingga terbenamnya matahari”(asy-Syarhul Mumti’ ala Zaadil Mustaqni’(6/298).
Ketiga: Berupaya mendapatkan Pahala yang Besar; Dengan melaksanakan perintah Allah SWT; “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan kepada kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan kepada orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa” (QS.Al-Baqoroh[2]:183).
Bukankan para Rasul dan para sahabat serta seluruh umat mukmin di zaman terdahulu, telah menjalankan ibadah Ramadan. Sebab itu orang yang menjalankannya juga mendapat pahala besar karena telah mengikuti teladan Rasul yang dicintai oleh Allah.
Kelima: Wujudkan Istikamah; bagi setiap insan yang mampu menjalankan ibadah di 10 hari kedua, tentu sebuah kenikmatan iman dan hidayah dari Allah sebab tidak semua orang mampu melakukannya. Keutamaan istikamah dalam beribadah di bulan Ramadan ini memiliki pahala luar biasa.Apalagi jika orang tersebut mampu menjalankan rangkaian ibadah puasa Ramadan secara lengkap, ialah wujud bahwa orang tersebut memiliki rasa istikamah. Sebab ibadah harus dijalankannya semata-mata karena Allah dengan niat untuk akhirat. Pahala istikamah beribadah adalah pahala yang tidak terputus dari Allah.
Keenam: Cegah Pekerjaan Maksiat; “Setiap perintah dalam Al-Qur’an pasti mengandung kebaikan, kemaslahatan, keberuntungan, manfaat, keindahan serta keberkahan. Sedangkan setiap larangan dalam Alquran pasti mengandung kerugian, kebinasaan, kehancuran, keburukan,”(disarikan dari Tafsir Ibnu Katsir (1/200). Jelas bahwa ibadah di 10 hari kedua Ramadan akan menjadi jalan untuk mencegah maksiat karena banyak berbuat kebaikan.
Tidak hanya itu saja kemudahanpun didapat. Seperti yang tercantum pada ayat ke-184 Surat Al-Baqoroh, “(pada) hari-hari yang tertentu. Barang siapa yang sakit atau safar, maka mengganti di hari lain. Bagi orang yang mampu, maka ia membayar fidyah memberi makan orang miskin. Barang siapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan (membayar kelebihan), maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” Ibadah puasa Ramadan di 10 hari kedua mudah dijalankan bagi orang yang ikhlas, bagi yang berhalangan boleh mengganti di hari lain dan akan tetap mendapat pahala yang sama seperti ketika Ramadan.
Jadi pada intinya, mungkin begitu banyak dosa yang telah dilakukan, baik sebagai hamba Allah, sebagai anak, sebagai orang tua, sebagai suami/istri, sebagai tetangga, sebagai buruh, sebagai majikan, pejabat/pimpinan dan sebagainya. Oleh karena itulah kita butuh “maghfiroh”. Namun patut dicatat, bahwa “maghfiroh” hanya bisa diraih melalui puasa dan shalat yang dilakukan dengan “iimanan wah tisaaban”. Dilakukan dengan penuh kesungguhan/ keyakinan(iman). Ditambah dengan penuh kesabaran/ keikhlasan, semata-mata mencari ridla Allah SWT.
(Wallahu A’lam Bishowab)
Penulis:
Ahmad Rusdiana, Guru Besar Manajemen Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Peneliti Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (PTKIS) sejak tahun 2010 sampai sekarang. Pendiri dan Pembina Yayasan Sosial Dana Pendidikan Al-Misbah Cipadung-Bandung yang mengembangkan pendidikan Diniah, RA, MI, dan MTs, sejak tahun 1984, serta garapan khusus Bina Desa, melalui Yayasan Pengembangan Swadaya Masyarakat Tresna Bhakti, yang didirikannya sejak tahun 1994 dan sekaligus sebagai Pendiri Yayasan, kegiatannya pembinaan dan pengembangan asrama mahasiswa pada setiap tahunnya tidak kurang dari 50 mahasiswa di Asrama Tresna Bhakti Cibiru Bandung. Membina dan mengembangkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) TK-TPA-Paket A-B-C. Rumah Baca Masyarakat Tresna Bhakti sejak tahun 2007 di Desa Cinyasag Kecamatan. Panawangan Kabupaten. Ciamis Jawa Barat. Karya Lengkap sd. Tahun 2022 dapat di akses melalui: (1) http://digilib.uinsgd.ac.id/view/creators. (2) https://www.google.com/ search?q =buku+a.rusdiana +shopee&source (3) https://play.google.com/store/books/author?id.***rie