Banyumas, BEDAnews.com
Warga masyarakat Kabupaten Banyumas khususnya para pelanggan air minum PDAM Banyumas diam-diam banyak yang bertanya-tanya, kenapa meski memasuki musim hujan yang mestinya air melimpah tapi justru penyaluran air PDAM tidak lancar khususnya pada siang hari.
Untuk mengetahui lebih jelas kenapa pelayanan PDAM di musim hujan penyaluran air menjadi tidak lancar, Direktur Utama PDAM Tirta Satria Kabupaten Banyumas, H. Agus Subali SE.CA saat ditemuai Progresif diruang kerjanya pekan lalu mengungkapkan, pertama karena tersumbat sampah yang dibawa air sungai yang kebanjiran. Kedua, kadang-kadang tebing disekitar mata air terjadi longsor. Ketiga, perpipaan yang tekanannya ke air tinggi sehingga mengakibatkan pipa penyaluran air mudah pecah.
Lebih jauh dijelaskan, terjadinya musim hujan mengakibatkan sungai-sungai sering banjir dan membawa sampah yang mungkin dibuang oleh masyarakat kepinggir sungai yang kemudian terbawa arus banjir. “ Sehingga sampah-sampah tersebut telah menutup pipa menjadi bumpet dan mengakibatkan operasional instalasi pengolahan air menjadi terhenti,“ ujar Subali, seraya menambahkan kemudian PDAM baru bisa membersihkan sampah-sampah di inlet setelah banjirnya surut. Setelah dua hingga tiga jam kemudian baru bisa produksi lagi sampai memenuhi tandon/tempat air menjadi penuh baru bisa didistribusikan/dialirkan kepipa-pipa pelanggan.
Selain akibat banjir pada musim hujan, menurut Dirut PDAM Tirta Satria Agus Subali, distribusi yang sumbernya berasal dari mata air yang longsor yang menyebabkan pipa untuk pengambilan air itu jadi tertimbun longsoran tebing, sebagaimana yang belum lama ini terjadi di desa Sikapat, Kecamatan Sumbang sehingga pendistribusian sempat terhenti, karena longsoran tebing yang menyumbat pipa harus dibersihkan dulu.
“Kemudian penyebab lain masalah perpipaan pad asaat musim hujan seperti sekarang ini, yang pada musim kemarau tidak penuh tekanan tidak tinggi, begitu musim penghujan air banyak tekanan tinggi, ditambah pengaruh oleh getaran kendaraan berat dan lain lain sehingga mengakibatkan pipa penyaluran sering pecah,” jelas Agus Subali.
Sebagaimana yang terjadi di komplex pertokoan Kebondalem kota Purwokerto yang sering dilewati kendaraan berat dengan kapasitas beban barang yang tinggi pada saat musim huajan air penuh berpadu dengan getaran kendaraan tersebut sehingga mengakibatkan pipa saluran air pecah.
“ Setelah pecah tidak langsung muncul dipermukaan karena aspal tebal setelah beberapa hari mungkin baru muncul, sehingga menimbulkan gangguan terhadap para pelanggan. Tapi setelah selesai perbaikan tidak serta merta air mengalir lancar, karena pas tidak mengalir pada pipa yang tidak terisi air akan terisi angin,” ditambahkan, seraya menegaskan kalau pipa ada angin dimasuki air pasti tidak mau jalan sehingga pekerja yang memperbaiki harus mengeluarkan angin tersebut, diurut sampai dengan wilayah pelayanan baru biasanya mengalir lancar.
“Intinya yang mengakibatkan kerusakan pipa penyaluran air seperti yang terjadi dikomplex pertokoan kebondalem, karena akses jalan yang dilintasi kendaraan berat juga karena usia pipa yang sudah tua,” pungkasnya. (Widoyo/Agles)