Kamis, Mei 15, 2025
  • Login
Bedanews
Advertisement
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Bedanews
No Result
View All Result

Home » 2025 APBD Jabar Diprediksi Akan Mengalami Turbulensi Jilid II

2025 APBD Jabar Diprediksi Akan Mengalami Turbulensi Jilid II

herz by herz
21 Maret 2024
in Tak Berkategori
0
AMANKAH NASIB HONORER PEMDA ?

AMANKAH NASIB HONORER PEMDA ?

0
SHARES
0
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

OPINI

UU HKPD: TURBULENSI APBD PROVINSI JABAR JILID II

Oleh
Daddy Rohanady
Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jawa Barat pernah mengalami turbulensi. Volume APBD Jabar tahun 2022 secara keseluruhan adalah Rp 31,890 triliun. Berarti, ada penurunan sekitar 28% dari Rp 44,72 triliun pada tahun sebelumnya. Ini yang saya sebut turbulensi jilid I.

BeritaTerkait

Sasaran Fisik Peningkatan Badan Jalan di TMMD ke-124 Kodim 0107/Aceh Selatan Masuk Tahap Pengecoran

15 Mei 2025
Sosialisasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kantor Kecamatan Kragan.

Program Makan Bergizi Gratis Sasar Rembang, 125 Ribu Siswa dan Ibu Hamil Jadi Target Penerima

15 Mei 2025

Secara global volume APBD terdiri atas tiga bagian, yakni pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan daerah. Pendapatan daerah tahun 2022 sebesar Rp 31,148 triliun. Ini berarti ada penurunan sekitar 24% dari tahun 2021 yang sebesar Rp 41,47 triliun.

Pada 2025 APBD Provinsi jawa Barat diprediksi akan mengalami turbulensi jilid II. Volume APBD diprediksi turun dari Rp 37 triliunan pada 2024 menjadi Rp 29 triliunan pada 2025. Itu artinya APBD Provinsi Jawa Barat berkurang sekitar Rp 8 triliun atau sekitar 21,62%.

Turbulensi jilid II terjadi sebagai akibat perubahan persentase dana bagi hasil (DBH). Perubahan persentase itu adalah konsekwensi logis pemberlakuan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (UU HKPD).

Persentase bagi hasil antara provinsi dengan kabupaten/kota bisa dikatakan berubah drastis. Provinsi yang semula biasa mendapat sebesar 70%, mulai tahn 2025 hanya akan menerima sekitar 34% saja. Sementara itu, kabupaten/kota yang biasanya hanya menerima 34% justru mulai 2025 akan meningkat tajam menjadi 66%.

Hal itu jelas akan mengubah postur semua APBD provinsi maupun kabupaten/kota. Otomatis pula itu akan mengubah volume belanja di banyak sekali pos anggaran belanja. Dalam APBD Provinsi, mayoritas akan berkurang, sedangkan di APBD kabupaten/kota akan banyak program/kegiatan yang mengaliami penambahan volume secara drastis.

Lantas, bagaimana nasib pembangunan provinsi dengan jumlah pennduduk terbesar di Indonesia ini? Provinsi Jawa Barat dengan jumlah penduduk hampir 50 juta jiwa pasti akan mengalami shok jilid II. Berkurangnya volume APBD Provinsi Jawa Barat akan berakibat pada banyaknya pemangkasan alokasi anggaran di banyak pos belanja di banyak organisasi perangkat daerah.

Dengan kondisi seperti itu, masih mungkinkah Provinsi Jabar berkembang? Masih mungkinkah Pemerintah Provinsi Jabar melakukan pembangunan monumental seperti pada tahun-tahun sebelumnya? Tidak mudah memang melakukan sinkronisasinya, tetapi hal itu tetap harus dilakukan.

Kini kemajuan pembangunan di tingkat kabupaten/kota justru amat tergantung pada kebijakan di kabupaten/kota. Bantuan keuangan yang biasanya mengalir cukup besar dari Provinsi Jabar ke kabupaten/kota bisa jadi akan berkurang pula volumenya. Ini pun butuh penyelarasan di sana sini.

Kabupaten/kota diharapkan mampu membiayai banyak pos yang selama ini banyak bergantung pada bantuan keuangan provinsi. Peningkatan volume APBD kabupaten/kota diharapkan mampu membiayai program/kegiatannya secara lebih maksimal, efektif, dan efisien.

Sementara itu, APBD provinsi tampaknya harus lebih banyak digunakan untuk penguatan target-target yang dibebankan ke Pemerintah Provinsi. Tentu saja dengan demikian semua diharapkan berjalan simultan untuk mewujudkan visi dan misi Indonesia Maju 2045.

Pertanyaannya: seberapa kuat keinginan itu? Para pengambil kebijakan di daerah, gubernur dan DPRD Provinsi, serta bupati/walikota dan DPRD kabupaten/kota.

Terlepas dari beberapa sengketa yang akan menunggu keputusan Mahkamah Konstitus karena sengketa pileg, hasil pileg 2024 sudah diketahui. Artinya, calon-calon terpilih yang anggota DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota sudah diketahui. Namun, ada yang tak kalah penting, yaitu para calon bupati/walikota.

Kita tunggu saja hasilnya karena Pilkada serentak baru digelar pada 27 November 2024.

Previous Post

Jembatan Gantung Merah Putih 2 Akan Dibangun di Desa Kalinusu

Next Post

Aspers Panglima TNI Buka Rakornisset TNI Tahun 2024

Related Posts

TNI-POLRI

Sasaran Fisik Peningkatan Badan Jalan di TMMD ke-124 Kodim 0107/Aceh Selatan Masuk Tahap Pengecoran

15 Mei 2025
Sosialisasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kantor Kecamatan Kragan.
News

Program Makan Bergizi Gratis Sasar Rembang, 125 Ribu Siswa dan Ibu Hamil Jadi Target Penerima

15 Mei 2025
TNI-POLRI

Sekdes Paya Pelumat Labuhan Haji Timur Turun Tangan Bersama Satgas TMMD Rampungkan Pembangunan RTLH

15 Mei 2025
TNI-POLRI

Operasi Terukur Satgas Habema TNI Berhasil Lumpuhkan Tokoh OPM di Papua Tengah

15 Mei 2025
TNI-POLRI

Dandim 1501/Ternate Paparkan Progres TMMD Kepada Tim Wasev

15 Mei 2025
Headline

WUJUD SINERGITAS, BABINSA KOMSOS DENGAN PERNGKAT DESA

15 Mei 2025
Next Post

Aspers Panglima TNI Buka Rakornisset TNI Tahun 2024

JDIH DPRD Kota Cimahi

LPKL

BEDA Itu pilihan

SERIKAT MEDIA SIBER INDONESIA

MFC - Bedanews.com © 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result

MFC - Bedanews.com © 2021