Dengan mengajukan pertanyaan yang kritis dan mengejar penjelasan yang tidak logis dengan pertanyaan-pertanyaan, wartawan tidak akan mudah dikibuli, tahu mana yang disinformasi maupun misinformasi.
Sebagai bahan ingatan saja bahwa disinformasi terjadi ketika narasumber dan wartawan secara sengaja bersekongkol memasukkan informasi yang tidak benar dengan tujuan menyesatkan pemahaman publik demi kepentingan pihak tertentu.
Sedang misinformasi terjadi ketika wartawan salah memperoleh informasi ketika wawancara atau salah memahami informasi yang didapat dari narasumber. Sementara wartawan yang menyebarkannya tidak tahu bahwa beritanya salah.
*Persiapan Wawancara*
1. Sebelum melakukan wawancara (interview), cari lah latar belakang orang yang akan diwawancarai dan latar belakang thema atau topik yang akan ditanyakan dalam dalam wawancara.
2. Lakukan penelusuran/penggalian seputar topik yang akan ditanyakan melalui berbagai dokumentasi.
3. Pikirkan apa angle berita yang akan dibuat nanti setelah wawancara. Kutipan kuat apa yang diperlukan dari narasumber. Bila perlu sudah dibayangkan judul berita yang akan dibuat. Dan, format atau ragam berita yang mana yang mau digunakan.
4. Siapkan pertanyaan-pertanyaan, baik yang lunak maupun yang keras. Pertanyaan keras biasanya diberikan pada urutan terakhir.
5. Fakta, data, atau statistik apa yang diperlukan dari narasumber? Ini diperlukan juga manakala berita akan dilengkapi dengan infografis.
6. Pikirkan juga foto dan video streaming kalau diperlukan.