Wali Kota juga menegaskan bahwa Pemerintah Kota Cirebon tengah menggiatkan kembali sektor pariwisata berbasis budaya. Salah satunya melalui program revitalisasi kawasan kota lama sebagai destinasi wisata heritage yang menggabungkan sejarah kolonial, arsitektur tradisional, dan aktivitas masyarakat urban masa kini.
“Kami ingin wisatawan datang ke Kota Cirebon bukan hanya untuk singgah, tapi untuk mengalami,” tambahnya.
Tak hanya mengandalkan situs sejarah, Kota Cirebon juga memiliki kekayaan seni dan kuliner khas yang sudah mendunia. Dari tari topeng, batik megamendung, hingga empal gentong dan nasi jamblang, semuanya menjadi kekuatan ekonomi kreatif yang terus dikembangkan melalui pelibatan UMKM lokal dan kolaborasi lintas sektor.
Namun demikian, Wali Kota tidak menutup mata terhadap tantangan yang dihadapi. Kota Cirebon, dengan luas hanya 39,466 km² dan kepadatan penduduk tinggi, menghadapi keterbatasan ruang untuk pengembangan pariwisata dan budaya. Karena itu, ia mendorong adanya dukungan kebijakan dari pemerintah pusat untuk mengatasi hambatan tersebut.